Blog dalam Dunia Akademik

Blog dalam Dunia Akademik


Betapa internet begitu substansial pada masa kini. Terlebih lagi pada media sosial. Artikel "Lebih Banyak Orang Perlu Menggunakan Media Sosial" yang dilansir VOA Indonesia memberitakan hasil survei konsultan komunikasi Maverick dan London School Public of Relations Jakarta menyatakan bahwa 91 persen wartawan (yang merupakan responden) dependen pada internet dalam menulis berita. Selain itu, tujuh dari sepuluh wartawan butuh internet untuk mendapatkan ide membuat berita.

Kalau wartawan dalam pekerjaannya saja sangat terikat dengan internet, bagaimana dengan aku, yang masih mahasiswa? Tentu saja dalam mengerjakan tugas, sangat butuh internet. Paper dan jurnal ilmiah tak perlu lagi punya dalam bentuk fisik namun tinggal saja unduh dari internet. Nah, tapi ada satu hal yang berbeda dari tugas yang aku dapatkan dari mata kuliah Kebanksentralan beberapa waktu lalu.

Kami diminta menyiapkan bahan diskusi mengenai peran bank sentral sebagai 'market maker of last resort'. Aku pun mencari bahan bacaan sebelum hari-H mata kuliah Kebanksentralan tiba. Yang aku temukan dengan relevansi kuat hanya sebuah postingan blog dan sebuah jurnal ilmiah yang ditulis oleh orang yang sama, Willem Buiter, seorang profesor ekonomi politik Eropa di London School of Economics. Uniknya Buiter menulis postingan di blognya pada tahun 2007, barulah jurnal ilmiahnya  ditulis pada tahun 2012.

Begitu hari matakuliahku tiba, dosenku menuturkan bahwa memang istilah market maker of last resort masihlah sebuah gagasan yang dikeluarkan oleh Buiter. Gagasan yang awalnya ditulis dalam blog pribadinya. Gagasan yang menjadi frontier pembahasan ilmiah kebanksentralan seluruh dunia, yang 'hanya' diutarakan lewat sebuah blog semata. Ini menunjukkan bahwa tulisan dari media sosial mampu menyumbang bahasan baru dalam dunia akademik.

Sering kita temukan topik obrolan pengguna Twitter Indonesia masuk ke dalam trending topics dunia. Ini berarti jumlah pengguna yang sangat banyak, 'kan? Belum lagi pengguna Facebook di Indonesia yang menduduki peringkat empat dunia. Masih dalam berita VoA, dituturkan Enda Nasution menyatakan bahwa pengguna media sosial Indonesia harus didorong untuk lebih menyebarkan informasi dan mengajak orang lebih peduli. Sementara itu, pemimpin redaksi detik.com Budiono Darsono menyarankan agar menggunakan media sosial lebih bermanfaat dan produktif.

Sementara itu, untuk blog di Indonesia, data tahun 2011 di Indonesia mencapai 4 juta blog. Dengan jumlah pengguna dan akun media sosial yang berlimpah di Indonesia, jika menggunakannya lebih produktif, tentu saja manfaat yang akan didapat akan lebih banyak. Tak hanya update status, tapi juga mengeluarkan ide dan cerita, berkampanye hal-hal yang positif, mengajak orang pada kepedulian, dan hal lain dalam microblogging atau blog. Bahkan bisa saja, ide yang dikeluarkan dalam media sosial itu menjadi frontier dalam pembahasan masyarakat.

Kupikir-pikir, pengen juga aku kayak Profesor Buiter, menulis idenya dan jadi bahan bahasan topik di kalangan penggiat ekonomi. Tapi, tahu apalah aku ini... Bisanya cuma cerita jurnal sehari-hari di blog, setidak-tidaknya bermanfaat untuk diri aku sendiri. Yang penting, isi media sosial dengan konten positif kan ya! *Eh emang isi blogku positif yak? Wkwkwk...*

Bagaimana dengan akun-akun media sosialmu?


http://www.sittirasuna.com/2012/10/blog-dalam-dunia-akademik.html

0 komentar:

Posting Komentar