Bayi Termungil Ketiga di Dunia Lahir di AS

Los Angeles - Seorang bayi termungil di dunia lahir dengan berat hanya 0,26 Kg di Los Angeles, Amerika Serikat (AS). Bayi ini mampu bertahan hidup setelah menjalani perawatan intensif selama 4 bulan dan kini diperbolehkan meninggalkan rumah sakit.
Bayi perempuan yang diberi nama Melinda Star Guido ini lahir pada usia 24 minggu dan hanya memiliki ukuran tubuh sebesar minuman kaleng. Dia pun tercatat sebagai bayi termungil ketiga di dunia dan bayi termungil kedua di AS.
Posisi pertama ditempati oleh Rumaisa Rahman yang lahir 7 tahun silam dengan berat hanya 0,26 Kg dan posisi kedua ditempati oleh Madeline Mann yang lahir tahun 1989 dengan berat 0,28 Kg. Demikian seperti dilansir oleh Daily Mail, Senin (23/1/2012).
Kini setelah mencapai berat sekitar 2 Kg, Melinda diperbolehkan dokter untuk dibawa pulang oleh orangtuanya. Selama dirawat USC Medical Center, Los Angeles, dokter mencatat perkembangan menakjubkan dari bayi mungil ini. Melinda mampu terus bertumbuh dan berat badannya pun terus bertambah sejak lahir pada Agustus 2011 lalu.
Ukuran tubuh Melinda saat ini telah melebihi telapak tangan ibundanya. Dokter pun masih akan memantau pertumbuhannya hingga 6 tahun ke depan.
"Dia telah melewati banyak hal dan dia berhasil. Banyak orang meragukannya. Mereka pikir dia tidak akan berhasil bertahan hidup. Bagiku, dia adalah keajaiban," ucap ibunda Melinda, Haydee Ibarr (22).
Diketahui, dalam kasus bayi yang lahir prematur, tidak banyak yang bisa bertahan hidup. Tercatat sekitar 7.500 bayi dengan berat badan kurang dari 0,5 Kg lahir di AS per tahunnnya, namun hanya sekitar 10 persen yang mampu bertahan hidup hingga dewasa.

Bumi Dilanda Badai Matahari Terbesar Sejak Tahun 2005

Washington - Layanan Cuaca Nasional Amerika Serikat (AS) memprediksikan badai matahari terbesar sejak tahun 2005 terjadi pada hari ini. Efek yang dialami bumi adalah radiasi yang kuat.
Menurut NASA, semburan korona matahari (CME) akan mencapai kecepatan 2,253 km per detik. Badai matahari ini akan menyentuh lapisan atmosfer bumi pada Selasa (24/1), sekitar pukul 09.00 waktu AS. Badai matahari ini akan berlangsung selama kurang lebih 7 jam.
NASA mengkategorikan radiasi badai matahari ini mencapai level S3 atau kuat. Demikian seperti dilansir oleh gizmag.com, Selasa (24/1/2012).
Sedangkan Space Weather Prediction Center (SWPC) menyatakan, cuaca akan terus meningkat di bumi sejak Selasa hingga Rabu (25/1) esok.
Semburan radiasi matahari berpotensi mengisolasi sistem komputer yang ada pada satelit bumi, merusak sambungan lsitrik, dan mengganggu transmisi radio. Selain itu, radiasi ini juga akan mempengaruhi manusia yang berada di luar angkasa maupun di ketinggian, seperti di pesawat.
Untuk menghadapi radiasi ini, sejumlah penerbangan di Kutub Utara telah dialihkan. Kemudian juga, peluncuran satelit ke luar angkasa juga akan dihentikan sementara, paling tidak menunggu hingga badai matahari selesai.
Sementara itu, tumbukan partikel-partikel bermuatan yang energik dengan atom yang ada dalam lapisan termosfer bumi akan menghasilkan Aurora di sekitar lingkaran Arktik.
"Badai matahari kali ini yang terbesar sejak Mei 2005, sedangkan yang lainnya hanya sekitar 10 persen," ucap fisikawan dari SWPC, Doug Biesecker, seperti dilansir Los Angeles Times.
Badai matahari ini juga akan mengganggu sistem GPS. Sedangkan pada Selasa malam, di langit akan terlihat warna dan cahaya tertentu yang merupakan efek badai matahari ini. Saat itu, sejumlah partikel energetik akan menyusup ke atmosfer bumi.