Kisah Bijak Para Sufi: Anak-anak yang Serakah
Kisah Bijak Para Sufi: Anak-anak yang Serakah
Pada zaman dahulu, ada seorang petani yang suka bekerja
keras dan murah hati, yang memiliki beberapa anak laki-laki yang malas
dan serakah.
Menjelang ajalnya, petani itu mengatakan kepada
anak-anaknya bahwa mereka akan menemukan harta karun kalau mereka mau
menggali di suatu ladang tertentu.
Segera setelah orang tua itu
meninggal, anak-anaknya bergegas ke ladang tersebut, menggalinya dari
satu sisi ke sisi lain, dengan keputusasaan dan konsentrasi yang semakin
meningkat. Namun, tak kunjung mereka temukan emas di tempat yang
ayahnya sebut itu.
Mereka sama sekali tidak menemukan emas.
Menyadari bahwa karena kemurahan hatinya, ayah mereka pasti telah
membagi-bagkan emasnya semasa hidupnya, mereka pun berhenti mencari.
Akhirnya,
terpikir oleh mereka bahwa karena ladang itu sudah terlanjur digarap,
tak ada salahnya bila ditanami benih. Mereka pun menanam gandum, yang
menghasilkan panen berlimpah-limpah. Mereka menjualnya, dan pada tahun
itu juga hidup mereka makmur.
Setelah musim panen lewat, mereka
berpikir-pikir kembali tentang kemungkinan bahwa harta karun itu
terluput dari penggalian mereka. Mereka pun menggali lagi ladang mereka,
tetapi hasilnya sama saja.
Setelah bertahun-tahun lamanya, mereka
menjadi terbiasa bekerja keras dan mengenali musim, sesuatu yang belum
pernah mereka pahami sebelumnya. Sekarang, mereka mengerti cara sang
ayah melatih mereka, dan mereka pun menjadi petani yang jujur dan
bahagia. Pada akhirnya, mereka memiliki cukup kekayaan sehingga tak lagi
risau perihal harta terpendam itu.
Demikianlah ajaran tentang
pemahaman terhadap nasib manusia dan takdir kehidupan. Guru yang
menghadapi ketidaksabaran, kebingungan, dan keserakahan murid-murid,
harus mengarahkan mereka kepada suatu kegiatan yang diketahuinya bisa
bermanfaat dan konstruktif bagi mereka, tetapi yang kegunaan dan
tujuannya seringkali tersembunyi dari mereka, karena sifat
kekanak-kanakan mereka sendiri.
http://id.berita.yahoo.com/kisah-bijak-para-sufi-anak-anak-yang-serakah-133723365.html
0 komentar:
Posting Komentar