Peringkat Indonesia di Indeks Negara Gagal Naik

Peringkat Indonesia di Indeks Negara Gagal Naik


Peringkat Indonesia di Indeks Negara Gagal naik dari peringkat 64 ke 63. Hal itu buruk karena semakin kecil peringkat negara di indeks tersebut berarti negara itu dalam perjalanan menjadi negara gagal. Peringkat satu di Indeks Negara Gagal masih ditempati oleh Somalia dan Republik Demokratis Kongo di posisi dua.

Fund for Peace, lembaga yang membuat indeks tersebut, menyebut posisi Indonesia memburuk karena tiga hal. Pertama adalah tekanan demografis. Tekanan demografis ini terjadi karena masalah degradasi lahan serta tergusurnya warga karena masalah lingkungan.

Permasalah kedua adalah ketidakpuasan kelompok. Ketidakpuasan kelompok terjadi karena di Indonesia bergulir banyak aksi demonstrasi serta kekerasan terhadap kelompok-kelompok minoritas. Yang ketiga masalah tekanan sosial akibat melebarnya jurang antara yang kaya dan yang miskin.

Di Indeks Negara Gagal tersebut, Indonesia menduduki peringkat lima di antara negara-negara Asia Tenggara. Negara Asia Tenggara yang peringkatnya lebih buruk dari Indonesia adalah Timor Leste, Kamboja, Filipina, dan Laos. Negara Asia Tenggara terbaik adalah Singapura yang menduduki peringkat 157 yang masuk dalam kelompok negara stabil.


http://www.metrotvnews.com/read/news/2012/06/20/95451/Peringkat-Indonesia-di-Indeks-Negara-Gagal-Naik

Usir Bau pada Sepatu

Usir Bau pada Sepatu


ORANG yang selalu aktif dan suka berolahraga kadang bermasalah dengan sepatu mereka. Apalagi kalau bukan bau sepatu. Ini bisa jadi masalah ketika berhubungan dengan kenyamanan.

Untuk mengatasi itu, cobalah menghilangkan dan membuat sepatu segar setiap saat. Caranya:

1. Periksa sepatu
Periksalah sepatu dan cari tahu apa penyebab aroma tak sedap itu. Misalnya, jika sol lembab dan basah, bisa dikeringkan lebih dulu di udara terbuka. Akan lebih baik menggunakan sol khusus yang bisa menghentikan pertumbuhan bakteri. Jika memiliki dua pasang sol, gantilah secara berkala untuk mengusir bau.

2. Produk yang membantu mengusir bau
Ada banyak produk di pasaran yang dapat digunakan buat mengusir bau tak sedap pada sepatu. Tapi, jika harganya terlalu mahal, gunakan saja baking soda. Taburkan baking soda ke dalam sepatu dan biarkan semalaman untuk menyerap  bau. Baking soda akan membuat bau keluar dari sepatu.

Parfum sepatu juga tersedia di pasaran yang dapat digunakan untuk menangkal bau. Kiat lainnya bisa dengan memercikkan sedikit bedak di kaus kaki sebelum dipakai. Ini untuk mencegah kaki berkeringat serta menjaga sepatu tetap harum.

3. Gunakan dua pasang sepatu secara bergantian
Menggunakan sepasang sepatu setiap hari bisa memperburuk bau. Setidaknya, miliki dua pasang sepatu dan gunakan keduanya bergantian. Ini untuk memberikan kesempatan sepatu bernapas dan mencegah bau. Jika berolahraga secara teratur, miliki beberapa set sepatu olahraga yang dapat membantu mencegah ketidaknyamanan atau cedera.

4. Pakai kaos kaki katun
Jangan pernah memakai sepatu tanpa mengenakan kaus kaki. Memakai sepatu tanpa kaus kaki memungkinkan keringat menyerap ke dalam sepatu, sehingga meningkatkan pertumbuhan bakteri. Katun adalah pilihan terbaik untuk kaus kaki. Ketika membeli kaus kaki, perhatikan label dan periksalah berapa persentase katun dalam kaus kaki tersebut. Setidaknya 70% bahan kaus kaki harus dari katun. Cucilah kaus kaki secara teratur, terutama di musim kemarau atau setelah penggunaan yang lama.

5. Merawat kesehatan kaki
Kadang-kadang penyebab bau tak sedap justru dari kaki Anda. Jagalah kaki agar segar sepanjang waktu, terutama sebelum dan sesudah menggunakan sepatu. Selalu bersihkan dan cuci sepatu secara rutin, ini akan membantu menghilangkan bakteri dan menghentikan pertumbuhannya.

6. Simpan sepatu dengan benar
Setelah selesai digunakan, simpanlah sepatu di tempat yang kering, dengan aliran udara yang bersih dan segar. Jangan letakkan sepatu langsung di bawah sinar matahari, karena bisa menyebabkan sepatu cepat rusak. Jauhkan juga sepatu dari sumber panas.


http://www.metrotvnews.com/read/news/2012/06/19/95391/Usir-Bau-pada-Sepatu/11

Penyebaran AIDS Menakutkan

Penyebaran AIDS Menakutkan


SEBAGAI Ketua Komisi Penanggulangan AIDS Nasional, sangatlah wajar apabila Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi sangat peduli kepada penyebaran AIDS di Indonesia. Tingkat penularannya begitu cepat dan ini tentunya sangat berbahaya bagi kesehatan masyarakat.

Oleh karena itu tidak keliru apabila perlu ada langkah segera yang ditempuh. Langkah yang ada dalam kewenangan seorang Menteri Kesehatan adalah bagaimana membatasi tingkat penularan AIDS di tengah masyarakat.

Dari hasil kajian selama ini diketahui bahwa penularan kebanyakan terjadi kelompok yang rentan. Kelompok masyarakat yang muda usia seringkali tidak paham akan risiko yang dihadapi. Mereka ini harus dilindungi dari penularan AIDS.

Langkah segera yang bisa dilakukan adalah mengingatkan kelompok yang rentan ini untuk tidak sembarangan dalam berhubungan badan. Kalau pun mau melakukan hal itu, maka harus menggunakan kondom.

Salahkah apa yang disampaikan Menteri Kesehatan itu? Sekali lagi dalam wilayah kewenangannya, itulah yang bisa dilakukan seorang Menteri Kesehatan. Oleh karena itu tidak ada yang salah dalam pernyataaan yang ia sampaikan di depan Komisis Kesehatan DPR.

Aneh jika oleh anggota DPR hal itu dianggap bahwa kampanye penggunaan kondom Menteri Kesehatan itu dianggap sebagai  legalisasi perbuatan seks. Ibarat sebuah rumah yang sedang kebakaran, yang harus kita lakukan adalah bagaimana mematikan api yang sedang berkobar.

Bahwa ada persoalan moral dan persoalan pendidikan tentang alat reproduksi kepada para remaja yang harus dilakukan, tentunya Menteri Kesehatan tidak keberatan. Penanganan penyebaran AIDS bukan hanya persoalan Kementerian Kesehatan saja dan itu tidak mungkin ditangani secara sektoral saja.

Harus ada langkah yang dilakukan secara lintas sektoral dan meliputi banyak kementerian. Untuk persoalan moral itu tentunya merupakan tanggung jawab dari Kementerian Agama, sementara tugas pendidikan soal alat reproduksi kepada para remaja itu merupakan tugas Kementerian Pendidikan.

Namun sekali lagi soal penyebaran AIDS yang sedang terjadi harus ada tindakan yang segera. Perlu ada langkah nyata untuk melindungi masyarakat agar tidak mudah tertular AIDS yaitu dengan menghindarkan diri dari penggunaan narkoba dan menggunakan kondom ketika berhubungan badan.

Kita tidak boleh bersifar permisif dan seolah-olah tidak terjadi apa-apa di tengah masyarakat. Kenyataannya hubungan seks di antara kalangan remaja begitu tinggi dan selama ini tidak ada langkah yang nyata untuk mengendalikannya, karena kita selalu berpura-pura tidak tahu.

Sikap yang ditunjukkan sebagian anggota DPR merupakan cerminan kepura-puraan itu. Oleh karena kita tidak mencoba melihatnya secara komprehensif, maka tanggapan yang disampaikan menutupi fakta yang ada. Kalau sikap anggota DPR seperti itu, maka kita pantas khawatir akan penyebaran AIDS di tengah masyarakat.

Sungguh aneh apabila langkah yang ditawarkan Menteri Kesehatan dilihat sebagai upaya legalisasi dari hubungan di luar nikah. Menteri Kesehatan justru sangat peduli akan nasib anak-anak Indonesia dan mereka tidak boleh dibiarkan menjadi korban AIDS.

Bahwa penggunaan kondom bukan satu-satunya langkah penyelesaian persoalan, tentu kita setuju. Usulan yang lalu disampaikan DPR bukan menentang kampanye penggunaan kondom, tetapi langkah komprehensif penanganan AIDS.

Kita sangat setuju bahwa yang tidak kalah penting adalah pendidikan moral kepada anak-anak. Namun itu langkah yang berjangka panjang dan baru nanti dirasakan hasilnya. Sementara itu kita harus melakukan langkah yang nyata agar hasilnya bisa segera kita rasakan.

Harapan kita persoalan yang substansial harus menjadi perhatian dari persoalan yang sensasional. Jangan sampai kita salah dalam melihat persoalan, sehingga akibatnya kita lepas dalam menangani persoalan yang paling mendesak yakni mengendalikan penyebaran penyakita AIDS di Tanah Air ini.


http://www.metrotvnews.com/read/tajuk/2012/06/20/1173/Penyebaran-AIDS-Menakutkan/tajuk

Kenalkan Dokter Gigi pada Anak Sejak Dini

Kenalkan Dokter Gigi pada Anak Sejak Dini


Kesehatan gigi termasuk salah satu yang harus diperhatikan. Terlebih pada anak-anak, kesehatan gigi sebaiknya diperhatikan sejak dini. Hal ini juga yang diterapkan oleh Baby House, Playgroup dan Taman Kanak-Kanak " Citra Kusuma " kepada anak didiknya pada, Sabtu (16/6). Sekitar 34 siswa Citra Kusuma di Asemrowo Sekolahan 15 Surabaya mengikuti pemeriksaan gigi. Melalui kegiatan ini, petugas dari Puskesmas Asemrowo ingin mengajarkan kepada para siswa, pentingnya menjaga kesehatan gigi. Pasalnya, gigi anak-anak memiliki fungsi penting sebagai pemandu tumbuhnya gigi dewasa.

" Dengan kata lain, gigi anak menjaga ruang tumbuh bagi gigi tetap atau gigi dewasa. Untuk itu, gigi anak tidak boleh dicabut sembarangan sebelum waktunya, " ungkap Drg. Nurhayati (25) di sela-sela kesibukannya memeriksa gigi Aura Diva Angela Lovely Rorong (4), siswa Playgroup B. " Seperti Aura ini, kebersihan gigi dan mulutnya bagus. Tentu saja, hal ini membutuhkan peran serta orangtuanya. " Anak-anak seharusnya sudah dilatih untuk merawat giginya sejak dini dengan cara menggosok gigi dengan baik dan benar. Lalu kendalikan juga pola konsumsi atau makan anak. Beritahukan pada anak tentang jenis-jenis makanan yang bisa merusak gigi dengan mudah," tandas dokter lulusan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga 2010 ini.

Para orangtua sebaiknya jangan menggunakan kata larangan pada anak untuk memakan makanan manis yang disukainya. Karena, walau bagaimanapun juga, makanan manis memegang peran penting untuk memasok kalori. Hanya saja, beritahukan pada anak bahwa konsekuensi makan makanan manis adalah memiliki gigi yang bersih yaitu dengan menggosok gigi teratur. " Minimal, gosok gigi, sehari dua kali, yakni pagi hari dan menjelang tidur malam. Dan usai mengkonsumsi makanan manis, usahakan pada anak untuk berkumur-kumur untuk mengurangi kerusakan gigi, " sarannya.

Menurut Kepala Baby House, Playgroup dan Taman Kanak-kanak Citra Kusuma Widyani Kusumayanti, kegiatan pemeriksaan kesehatan gigi ini dilakukan setiap semester, pada Desember dan Juni. Menurut pendidik ini, sekolah tidak hanya memberikan pengajaran kepada anak didiknya. Namun menjaga kesehatan juga penting. Karena itu, enam bulan sekali, kondisi kesehatan siswa wajib diperiksa. " Selain itu, program kami adalah memperkenalkan dokter gigi kepada anak-anak sejak dini. Jangan sampai anak memiliki pikiran bahwa pergi ke dokter gigi adalah menyakitkan, " jelas pengajar lulusan Universitas Surabaya 2000 ini.

Pasalnya, pentingnya pengenalan dokter gigi pada anak sejak dini di mana anak belum merasakan sakit gigi. Sehingga sebelum ada gangguan pada gigi maka akan membentuk image yang berbeda tentang dokter gigi dibandingkan pergi ke dokter gigi saat anak merasakan sakit gigi. Sementara itu, Aura Diva Angela Lovely Rorong (4) tidak merasa takut saat Drg. Nurhayati menyuruh membuka mulutnya lebar-lebar dan memasukkan alat periksa gigi berupa kaca. Bahkan, siswa Playgroup B ini sempat memperlihatkan giginya yang berbaris rapi dan putih ini. " Aura rajin gosok gigi, Bu Dokter, " kata putri pertama pasangan Daniel Lukas Rorong dan Suci Ernawati ini dengan polosnya. Mendengar celotehan Aura, Drg. Nurhayati pun mengacungkan jempol tangan kanannya sembari berkata, " Good job, Aura. "


http://citizen6.liputan6.com/read/413612/kenalkan-dokter-gigi-pada-anak-sejak-dini

Pemimpin Muda, Siapa Mereka?

Pemimpin Muda, Siapa Mereka?


Dua tahun lagi Pilpres. Kita semua tahu itu. Siapa saja calon-calon presiden yang akan memeriahkan pesta 2014 itu? Jika orang ditanya tentang hal ini, mungkin banyak yang bisa menjawab mudah: Ada Prabowo Subianto, ada Wiranto, ada Aburizal Bakrie, mungkin juga ada Jusuf Kalla, Megawati barangkali, atau bisa Ani Yudhoyono. Kira-kira begitu.

Lalu orang mungkin akan mulai tertegun: lho kok isinya pinisepuh semua; kok calonnya seperti tak berubah sejak 10 tahun yang lalu? Kok itu-itu lagi. Kok orang-orang tua lagi. Mereka kini sudah berusia 60an lanjut. Di usia itu Bung Karno sudah dijatuhkan dari kursi kepresidenan oleh kongkalikong CIA dan Soeharto, bukan sedang ribet mencalonkan diri.

Pertanyaan yang selalu relevan diajukan oleh banyak pihak adalah: kemana para tokoh muda? Mengapa kita hanya ditawari calon presiden berusia cukup lanjut? Terakhir kali kita melihat tokoh muda menduduki kursi kepresidenan adalah Februari 1967, ketika Jenderal Soeharto dilantik oleh MPRS menjadi pejabat presiden dalam usia 45 tahun. Setelah itu, kita melihat para orang tua bergantian memimpin negeri ini: Gus Dur, Megawati, lalu SBY. Jadi: kemana para pemuda?

Sejarah biasanya mencatatkan perubahan besar yang dimotori kaum muda. Itu sebabnya, kata ‘muda’ senantiasa digunakan untuk menyimbolkan perubahan. ‘Soempah Pemoeda’ pada 1928 merupakan titik penting dalam nasionalisme Indonesia, sehingga dikenallah Angkatan ’28 dalam sejarah kita. Dicatat oleh Ben Anderson, revolusi kemerdekaan di
Jawa pernah pula disebut sebagai ‘Revolusi Pemoeda’. Revolusi ini dimotori oleh Angkatan ’45, yakni kaum muda revolusioner yang pernah berbeda pendapat dengan Bung Karno dan Bung Hatta dalam menyikapi perubahan politik internasional di Agustus 1945.

Pemuda pula yang menyebabkan buku sejarah kita mencantumkan istilah Angkatan ’66, Angkatan ’78, dan seterusnya. Tapi faktanya, peran apapun yang dilakukan oleh para pemuda pasca 1966 tak pernah lagi melahirkan pemimpin muda yang masih punya mimpi panjang.

Mengapa itu terjadi? Bagaimanakah kondisi yang ada ketika kaum muda itu efektif mendorongkan perubahan, lalu membidani lahirnya pemimpin muda? Jawabannya terletak pada kehadiran tema besar yang diusung. Sirkulasi kepemimpinan ideal seharusnya didasari pada tema, tak hanya ketokohan. Kemudaan semata-mata (sama seperti ketuaan semata-mata) bukan variabel signifikan bagi kepemimpinan yang kapabel.

Nama-nama tokoh muda yang pernah memimpin negeri kita (seperti BK dan Soeharto yang telah disebutkan di atas, juga para tokoh lain seperti Sjahrir, Soedirman, atau Nasution) tak hanya mengandalkan usia muda. Mereka adalah personifikasi tema besar dalam sejarah. Itulah legitimasi utama kepemimpinan mereka. Mereka maju ke panggung kepemimpinan bukan karena ‘muda’, melainkan karena mereka memang berada di titik tengah dalam ketokohan sosial dalam masyarakat. Mereka maju memimpin karena visi dan gagasan, bukan karena usia.

Masalahnya kini, tak ada tema besar yang menjadi pijakan untuk menggagaskan kepemimpinan kaum muda. Ini gejala umum, bukan hanya gejala kepemimpinan kaum muda. Dalam proses regenerasi kepemimpinan Indonesia belakangan tak dapat dideteksi tema yang jelas dan tegas. Inti persoalan mendasar dalam sirkulasi kepemimpinan Indonesia saat ini adalah: figure-centred, sebagai kebalikan dari issue-oriented atau program-oriented.

Sangat boleh jadi, ini terkait dengan kepolitikan Indonesia yang secara umum masih belum advanced. Dalam politik seperti ini, pencitraan figur jauh lebih efektif ketimbang kejelasan visi dan program. Itu sebabnya, kaum muda tak gampang berkibar di sini. Banyak tokoh dan calon tokoh yang muncul tanpa melalui proses politik yang terpola dan berakar. Yang hadir adalah keflamboyanan tokoh (yang belum-belum sudah terselingkuh dengan pendulangan uang haram di sana-sini).

Masalah lain adalah politik kita yang kian mahal. Tanya saja pada para bupati, walikota, dan gubernur: berapa biaya politik yang harus mereka keluarkan untuk sampai ke posisi itu? Tiket pencalonan dari parpol pun sangat mahal harganya. Jalur independen memang sudah dibuka, namun, dan ongkos pencalonan oleh parpol tak perlu jadi beban.

Namun, biaya kampannye tetap saja tak murah. Politik yang mahal ini hanya sanggup dijalani oleh mereka yang punya pundi-pundi gendut. Itu sebabnya di level nasional, yang sanggup membiayai kontestasi politik adalah orang-orang tua yang sudah sangat tebal koceknya. Kalaupun ada orang muda yang sanggup pasang nama di sana, mereka umumnya adalah orang muda yang tahu cara mem-by pass proses, dan berani berspekulasi politik. Kita tahu betapa riskannya spekulasi politik mereka ini.

Jadi kalau kita kembali pada pertanyaan dasar di atas: Kemana para tokoh muda? Kapan mereka akan memimpin Indonesia? Jawabannya terletak pada pembenahan politik negeri. Jika politik kita telah terbenahi, maka kontestasi politik akan banyak bertumpu pada kemampuan merumuskan visi dan program secara jelas dan konkret. Politik yang tertata akan memprasyaratkan kapabilitas (kemampuan bertindak) ketimbang afordabilitas (kemampuan membeli). Dalam fase inilah kita bisa memastikan peluang tokoh muda dengan visi dan program yang hebat, bukan orang-orang tua dengan uang dan parpol yang heboh.


Penulis adalah Kaprodi Politik dan Pemerintahan, FISIPOL UGM


http://berita.liputan6.com/read/412868/pemimpin-muda-siapa-mereka

Menyibak Tabir Bentanglahan Kota Jogja

Menyibak Tabir Bentanglahan Kota Jogja


Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada, Sabtu (12/4) melakukan Kuliah Kerja Lapangan satu untuk melengkapi tugas akhir semester dua. Dalam KKL 1 tersebut, mahasiswa dibagi menjadi dua belas kelompok, terdiri dari  A1, A2, ..., F1, F2 untuk mengidentifikasi fenomena bentanglahan atau Bentang Alami dan Bentang Budaya yang ada di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Salah satu lingkup wilayah kajian kelompok D1 meliputi wilayah dataran kaki Gunung Merapi yang berada di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Wilayah yang dijadikan pengamatan pada dataran kaki Gunung Merapi dibagi menjadi beberapa titik untuk mempermudah melakukan pengamatan serta mempersingkat waktu. Masing - masing wilayah yang di plot sebagai titik penting memiliki kenampakan bentanglahan yang bervariasi. Adapun peralatan yang digunakan kelompok D1 yaitu Peta RBI Lembar Sleman, Pakem, Timoho, Yogyakarta skala 1:25.000, GPS (Global Positioning System), dan alat tulis.

Kondisi tanah Kota Yogyakarta cukup subur memungkinkan ditanami berbagai tanaman pertanian maupun perdagangan. Hali ini disebabkan oleh letaknya yang berada di dataran lereng Gunung Api Merapi (fluvial vulcanic foot plain) yang garis besarnya mengandung tanah regosol atau tanah vulkanis muda. Sejalan dengan perkembangan perkotaan dan pemukiman yang pesat, lahan pertanian Kota Yogyakarta setiap tahun mengalami penyusutan. Data tahun 1999 menunjukkan adanya penyusutan 7,8% dari luas area Kota Yogyakarta 3.249,75 km2. Penyusutan tersebut karena lahan pertanian beralih fungsi menjadi lahan pekarangan.

Salah satu yang menonjol dari Kota Yogyakarta adalah Jalan Malioboro. Jalan Malioboro merupakan jalan protokol atau utama yang memiliki panjang 800 meter. Jalan ini merupakan jalur lalu lintas yang sangat ramai karena merupakan pusat wisata dan kawasan perbelanjaan bagi turis yang datang kesana. Kemudian ada Jalan kaliurang. Jalan Kaliurang adalah Jalan Protokol utama yang menjadi pintu masuk ke kota Jogja dari arah utara. Jalan Kaliurang km 4,5 sampai km 13,5 merupakan wilayah peripheral atau pinggiran kota Jogja. Berdasarkan pengamatan, bentang alam jalan kaliurang pada umumnya sama atau homogen, yaitu berupa dataran kaki gunung yang relatif landai dengan elevasi yang tergolong landai. Jalan Kaliurang dibagi menjadi tiga bagian yang memiliki bentang budaya yang berbeda, yaitu bagian pertama, Kilometer 4,5 - 10,5, bagian kedua Kilometer 10,5 - 12,5 dan bagian ketiga Kilometer 12,5 - 13,5.  Di Jalan Kaliurang, bagian pertama dan kedua lebih berkembang ke sektor jasa sedangkan di bagian kedua lebih ke sektor pertanian.

Keraton Yogyakarta merupakan titik pengamatan strategis dalam pengenalan bentang lahan di kaki merapi ini. Secara bentang alam Keraton Yogyakarta menjadi salah satu bagian dari daerah kaki merapi yang memiliki ciri - ciri umum daerah kaki gunung api. Material tanah di daerah ini pada umumnya merupakan tanah alluvial dari hasil kegiatan vulkanik gunung berapi. Daerah kaki gunung berapi selalu menjadi daerah yang sangat ideal untuk ditinggali karena memang sangat subur dan mengandung air tanah yang melimpah. Oleh karena alasan inilah, maka daerah kaki gunung merapi berkembang menjadi daerah pemukiman yang padat dan dikenal sebagai kota Yogyakarta. 


http://citizen6.liputan6.com/read/414340/menyibak-tabir-bentanglahan-kota-jogja

Nazar Unik ala Prandelli

Nazar Unik ala Prandelli 


Benar-benar unik. Pelatih Italia Cesare Prandelli merayakan keberhasilan Gli Azzurri lolos dari babak penyisihan grup dan melaju ke fase perempat final Euro 2012 dengan cara yang tak lazim, yaitu berjalan kaki sejauh 20 kilometer ke sebuah biara di tengah malam. Itulah yang dilakukan Prandelli begitu Mario Balotelli dkk memastikan diri meraih tempat sebagai runner-up Grup C usai mengalahkan Republik Irlandia 2-0 di Municipal Stadium, Poznan, Senin (18/6) lalu.

Ketika Balotelli dkk sedang nikmat tertidur lelap di kamar hotelnya masing-masing, sekitar pukul tiga dinihari Selasa (19/6) kemarin, Prandelli beserta seluruh staf kepelatihan timnya dan didampingi Wakil Presiden Federasi Sepakbola Italia (FIGC) Demetrio Albertini, keluar dari kamp tempat menginap Italia yang terletak di Hotel Turowka di kawasan Wieliczka, Krakow.

Tempat yang dituju Prandelli dkk adalah biara Camaldolese, sebuah biara Benedictine berusia 1.000 yang dibangun seorang Italia tapi terletak di seluruh dunia. Rupanya, nazar unik yang dilakukan Prandelli tak terlepas dari janjinya kepada para biarawan mengunjungi biara dengan berjalan kaki andaikata Italia lolos dari babak penyisihan Grup C.

Setelah kurang lebih tiga setengah jam berjalan kaki sejauh 20 km, akhirnya Prandelli dan rombongan tiba di biara tersebut. Setelah disambut hangat para biarawan dan beristirahat sejenak, Prandelli dan rombongan kembali ke Wieliczka. Kali ini, tentu Prandelli tidak berjalan kaki. Mengendarai mobil, rombongan kembali tiba di hotel pada Selasa pagi sekitar pukul 07.15 waktu setempat.


http://bola.liputan6.com/read/414428/nazar-unik-ala-prandelli

Alat Bantu Seks Dikira Obat Hidup Abadi

Alat Bantu Seks Dikira Obat Hidup Abadi


Warga Desa Liucunbu, China, heboh ketika menemukan alat bantu seks yang tampak seperti jamur. Mereka mengira bahwa obyek itu adalah jamur langka yang dapat menjadi obat hidup abadi.

Sebuah kantor berita lokal di China mengutus seorang reporter bernama Yunfeng Ye untuk menyelidiki penemuan warga Desa Liucunbu. Ye pun mewawancarai sejumlah warga, terkait isu penemuan benda aneh itu.

Dalam laporan pertamanya Ye mengatakan, obyek yang menjadi sumber perhatian warga itu merupakan benda misterius yang belum pernah disaksikan sebelumnya oleh warga. Warga berkumpul untuk menyaksikan alat bantu seks yang ditemukannya di dalam bejana berisi air.

"Benda itu memiliki mata dan hidung, namun kami tidak tahu apa nama benda itu," ujar seorang pria, seperti dikutip ABC, rabu (20/6/2012).

Seorang warga pun mengira, benda itu adalah lingzhi, atau jamur berjenis Ganoderma lucidum. Jamur itu dianggap sebagai tumbuhan legenda yang dapat menjadi obat hidup abadi.

"Ketika Kaisar Qin Shi Huang (kaisar pertama China) mencari obat untuk memanjangkan usianya, dia menemukan lingzhi," ujar salah seorang warga.

Setelah berita itu tayang di layar televisi, warga pun kaget dan mengatakan bahwa obyek itu adalah alat bantu seks yang menyerupai alat kelamin perempuan. Berita ini pun diunggah di situs Youtube dan mendapat komentar yang cukup banyak.


http://international.okezone.com/read/2012/06/20/214/650374/alat-bantu-seks-dikira-obat-hidup-abadi

Media Adalah Lembaga Pendidikan Informal

Media Adalah Lembaga Pendidikan Informal


Sumber ilmu pengetahuan tidak terbatas. Kegiatan belajar dapat dilakukan tanpa mengenal ruang dan waktu. Ternyata, media juga menjadi sebuah sarana pembelajaran di samping lembaga pendidikan formal dan informal.

Hal ini disampaikan Dirjen Dikti Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Djoko Santoso ketika menjadi keynote speaker dalam acara Okezone Ngampus : Be The Real Okezone's Journalist di Kampus Moestopo.
"Media adalah sarana lain untuk pendidikan meski jenisnya tidak termasuk lembaga formal atau informal," kata Djoko, di Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama), Jalan Hang Lekir, Jakarta, Rabu (20/6/2012).

Pembelajaran melalui media akan berlangsung terus menerus. "Dengan media, orang akan belajar sepanjang hayat. Begitu orang mengakses, melihat, dan mendengar berita dari sebuah media, maka itu disebut belajar," ujarnya menambahkan.

Dia mencontohkan, acara yang dilakukan oleh Seminar dan Workshop Okezone.com. Menurut Djoko, kegiatan ini harus mendapat dukungan dari berbagai pihak karena merupakan kegiatan positif. "Bagi mahasiswa, tentu kegiatan ini merupakan sebuah Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang positif," tuturnya.  

Dia berharap, kegiatan positif ini dapat terus berkembang tidak hanya di Moestopo tapi juga di tiap kampus lainnya. "Ke depan, kampus Moestopo yang memiliki Fakultas Ilmu Komunikasi dapat memfasilitasi dengan baik sehingga bibit-bibit ini dapat tumbuh dengan baik dan bermanfaat," imbuhnya.

Roadshow Kampus Okezone "Okezone Ngampus : Be The Real Okezone's Journalist" merupakan acara perdana Okezone.com yang akan dilakukan secara berkala. Dalam acara ini juga akan dilakukan kompetisi untuk mencari bakat sebagai calon reporter. Tiga pemenang pertama akan direkrut menjadi calon reporter Okezone.com. 


http://kampus.okezone.com/read/2012/06/20/373/650286/dirjen-dikti-media-adalah-lembaga-pendidikan-informal

Lamborghini Buat Anak-Anak

Lamborghini Buat Anak-Anak


Bukan hanya pria dewasa yang bisa merasakan nikmatnya berkendara dengan sebuah supercar macam Lamborghini. Anak kecil pun bisa mengendarai mobil super asal Italia tersebut.

Tapi tunggu dulu. Lamborghini yang ini tentu saja bukan sebuah mobil bermesin besar yang bisa dikebut di jalan raya. Ini hanya sebuah Lambo replika mainan anak-anak.

Meski hanya sebuah mainan, Lamborghini berwarna hijau ini ternyata cukup sulit untuk dikendarai. Replika banteng super ini dibuat dari sebuah sepeda squad. Desainnya sangat menarik dengan satu jok dan batang setang sepeda motor.

Bodinya dicetak mirip dengan Lamborghini Gallardo dengan bodi kit, spoiler belakang, dan lampu depan yang sangat mirip. Hanya saja, mini Lambo ini tidak memiliki atap. Bukan mengadopsi gaya convertible, tapi squad bike ini memang didesain hanya sebagai sebuah mainan.

Lamborghini quad bike ini diluncurkan di Jepang. Sayang tidak diketahui berapa harga quad bike bergaya Lamborghini ini.


http://autos.okezone.com/read/2012/06/20/52/650445/lamborghini-ini-buat-anak-anak

Kasta dalam Pendidikan

Kasta dalam Pendidikan


Keputusan pemerintah mengevaluasi program rintisan sekolah bertaraf internasional (RSBI) merupakan langkah tepat. Sudah terlalu banyak keluhan orang tua murid tentang biaya pendidikan di RSBI yang sangat mahal. Sekolah ini dianggap cuma kedok untuk mencari keuntungan dari orang tua murid. Apalagi Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menjadi dasar penyelenggaraan RSBI pun kini sedang digugat ke Mahkamah Konstitusi.

Evaluasi serius atas program sekolah rintisan ini diperlukan karena muncul efek buruk yang merugikan, yaitu terciptanya kesenjangan di antara anak didik. RSBI adalah sekolah yang dibentuk sesuai dengan Pasal 50 ayat 3 Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. Dalam undang-undang ini, pemerintah daerah diharuskan membuat sekolah bertaraf internasional, paling tidak satu sekolah untuk tiap jenjang pendidikan. Semangat undang-undang ini adalah terciptanya sekolah dengan mutu dan lulusan yang mampu bersaing di tingkat internasional.

Masalah muncul karena pemerintah mengizinkan sekolah rintisan memungut biaya tambahan dari orang tua murid. Dengan alasan sekolah khusus ini butuh biaya mahal, pengelola membebankan biaya pendidikan yang tinggi. Bantuan khusus pemerintah, sebesar Rp 300-500 juta per sekolah per tahun, terbukti tak bisa mengerem pungutan tambahan bagi orang tua yang anaknya diterima di sekolah rintisan. Bahkan, di banyak sekolah, biaya yang dibebankan kepada siswa mencapai 80 persen dari total biaya proses belajar-mengajar. Biaya itu termasuk biaya pemakaian penyejuk udara, alat peraga, dan perlengkapan multimedia.

Besarnya biaya itulah yang menjadi keluhan. Di tingkat sekolah dasar saja, misalnya, orang tua bisa dipungut biaya masuk hingga Rp 10 juta. Jauh lebih tinggi dibanding biaya sekolah dasar negeri biasa yang bahkan tidak dipungut uang masuk. Akibatnya, banyak anak yang sebetulnya cerdas, tapi tidak bisa diterima karena orang tuanya tidak mampu. Terciptanya sekolah unggulan dengan daya saing tinggi akhirnya hanya bisa dinikmati orang tua yang kaya. Tercipta garis pembeda antara anak yang masuk sekolah negeri biasa dan anak dari keluarga kaya yang masuk sekolah rintisan berbiaya mahal.

Sebetulnya, jika tujuan pemerintah meningkatkan mutu sekolah, Indonesia bisa mencontoh Malaysia. Pada 2003, saat Perdana Menteri Mahathir Muhammad berkuasa, Malaysia merancang program nasional Sekolah Bestari (Smart School). Lewat program ini, sekolah negeri wajib menerapkan kurikulum berstandar internasional dengan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar. Bedanya dengan Indonesia, pemerintah Malaysia tidak mengenakan sepeser pun biaya kepada orang tua murid. Ketika proyek Sekolah Bestari terbukti tak bisa mempercepat perbaikan mutu pendidikan anak Melayu, pemerintah Malaysia pun berani menghentikan program itu.

Bagi pemerintah Indonesia, waktu sembilan tahun sejak program RSBI dikenalkan sudah lebih dari cukup untuk melakukan evaluasi total. Pemerintah tak perlu menunggu putusan Mahkamah Konstitusi untuk menutup program yang lebih banyak mudarat ketimbang manfaatnya ini. Ada atau tidak ada RSBI, sesuai dengan amanat konstitusi, pemerintah wajib menyediakan sekolah bermutu yang biayanya terjangkau semua orang. Tak boleh ada kasta kaya-miskin dalam pendidikan.


http://www.tempo.co/read/opiniKT/2012/06/20/1865/Kasta-dalam-Pendidikan

Cara General Motor Bangun Pabrik Ramah Lingkungan

Cara General Motor Bangun Pabrik Ramah Lingkungan


General Motor Co punya konsep sendiri dalam mewujudkan pabrik ramah lingkungan. Raksasa otomotif Amerika Serikat ini membangun 100 pabrik bebas sampah melalui penerapan sistem daur ulang material di seluruh dunia.

Menurut Vice President Bidang Produksi Berkelanjutan GM, Mike Robinson, selain ramah lingkungan, penerapan sistem daur ulang material meningkatkan efektivitas dan efisiensi biaya operasional perusahaan. Pasalnya, 90 persen sampah tak perlu lagi ditimbun.

Selain tak perlu lagi area junkyard atau tempat sampah raksasa, GM bisa memanfaatkan bahan-bahan metal dari mobil bekas atau produk gagal untuk dirakit menjadi kendaraan baru. Dengan cara ini perusahaan bisa menghemat biaya operasi hingga US$ 2,5 miliar atau Rp 23,4 triliun dalam tiga tahun.

"Program ini akan kami lanjutkan untuk meningkatkan efisiensi sekaligus menunjukkan inovasi dalam industri," ujarnya seperti dikutip dari Autonews, Rabu 20 Juni 2012.

Jika saat ini GM berhasil mewujudkan pabrik bebas sampah, pada 2020 perusahaan itu bertekad membangun 25 pabrik non-manufaktur yang tak lagi meramu bahan baku menjadi komponen kendaraan. Produksi komponen diserahkan pada para pemasok kecil di luar perusahaan.

"Kami akan mempertahankan model bisnis yang lebih menguntungkan ini," kata CEO GM, Dan Akerson.

Saat ini kapasitas produksi GM mencapai 5 juta unit per tahun. Selain di Amerika Serikat, pabrikan mobil tertua di dunia ini memiliki instalasi produksi di Cina, Thailand, dan Indonesia.


http://www.tempo.co/read/news/2012/06/20/123411742/Ini-Cara-GM-Bangun-Pabrik-Ramah-Lingkungan

Keluhan Pilot Soal Menara Bandara Soetta

Keluhan Pilot Soal Menara Bandara Soetta


Dalam setengah tahun 2012, setidaknya ada 40 aduan berisi keluhan maskapai penerbangan ke pengatur lalu lintas udara. Seorang sumber menyatakan jika jenis keluhan itu beragam. “Ada keluhan insiden serius, ada juga insiden kecil,” kata dia.

Misalnya saja kasus near-missed antara Air Asia dengan Sriwijaya Air pada 24 Mei 2012 atau keluhan maskapai tetang tidak mulusnya pengaturan pendaratan oleh petugas.

Pertengahan April 2012, misalnya. Dari arah Dubai, pesawat Emirates berencana mendarat di Cengkareng. Pemandu pendaratan memerintahkan pilot turun lewat jalur yang sudah dia tetapkan. Tapi si pilot menolaknya. “Menurut pilot, angin pada saat itu terlalu kencang," kata Untari Dewi, Airport Services Officer Emirates. "Kalau dipaksakan, pesawat bisa ke luar landasan."

Pilot pun meminta jalur lain. Tapi si petugas menolak permintan itu. Akhirnya, pilot kembali melayang dan berputar-putar selama 45 menit. Pesawat baru minta izin turun setelah kekuatan angin berkurang.“Saya sudah melapor ke ATC (air traffic control), tapi mereka bilang tak ada masalah,” ujar Utari.

Keluhan lain yang disampaikan maskapai: soal kualitas radio komunikasi di Soekarno-Hatta. Pada 24 Mei 2012, radio pengawas berfrekuensi 124,35 sempat diterobos frekuensi radio komersial. "Ternyata frekuensi itu mengalami gangguan sejak malam hingga pagi selama tujuh jam," kata pilot Lion Air, Arie Susanto, dalam laporannya.

Menurut Direktur Keselamatan dan Keamanan Air Asia Sonny M. Sasono, terganggunya sistem komunikasi di Soekarno-Hatta bukan hal baru. Ketika ia masih terbang, pada 2005, alat komunikasinya juga terjebol gelombang radio lain. “Saya mendengar lagu dangdut dari radio amatir,” ujarnya.

Namun aduan itu ditampik oleh Vice President Air Traffic Services Soekarno-Hatta Sutrisno Jaya Putra. Kata dia, near-missed belum tentu disebabkan kelalaian petugas pemandu lalu lintas udara. "Bisa juga karena cuaca atau kelalaian pilot sendiri," ujar Sutrisno.

Tentang peralatan di menara Air Traffic Control Bandara Soekarno-Hatta, dia mengakui umurnya yang sudah tua. Tapi menurutnya peralatan itu masih layak digunakan. "Semua insiden kecil atau serius pasti ditindaklanjuti air traffic service," ujarnya.


http://www.tempo.co/read/news/2012/06/20/063411700/Apa-Saja-Keluhan-Pilot-Soal-Menara-Bandara-Soetta

Piala Liga Champions Dirusak Satpam Chelsea

Piala Liga Champions Dirusak Satpam Chelsea


Sebuah fakta baru terkuak menyusul dihukumnya tiga petugas keamanan Chelsea karena merusak piala Liga Champions. Pihak klub menyatakan sudah memperbaiki kerusakan yang timbul pada piala bergilir itu.

"Piala secara tak sengaja rusak ketika mereka sedang mengambil gambar," kata keterangan resmi klub asal London itu. Bos Chelsea Ron Gourlay tidak mau berkomentar soal insiden memalukan ini.

Menurut keterangan klub, kejadian itu berlangsung beberapa pekan setelah Chelsea merengkuh piala paling bergengsi sepak bola antar klub di Eropa itu. "Itu hanya kerusakan kecil dan sudah diperbaiki," ujar keterangan klub.

Berdasarkan informasi yang diperoleh, piala rusak karena tiga orang petugas keamanan berfoto-foto selama berjam-jam dengan piala itu. Secara tak sengaja, salah satu pegangan piala terlepas dari badan piala itu.

Ketiga petugas keamanan itu sudah dijatuhi hukuman oleh Chelsea. Klub biru itu melansir bahwa kunjungan ke tempat piala disimpan adalah hal terlarang. Klub milik Roman Abramovich itu kemudian membawa piala ke ahli perak di London untuk perbaikan.

Hal seperti ini tak pernah terjadi di klub lainnya yang pernah mencicipi juara Liga Champions karena piala tersimpan dengan rapi. "Kami tidak mau berkomentar tentang prilaku staf kami," pungkas keterangan klub.


www.tempo.co/read/news/2012/06/19/099411629/Piala-Liga-Champions-Dirusak-Satpam-Chelsea

Nelangsa demi Badak Jawa

Nelangsa demi Badak Jawa


Program Javan Rhino Study and Conservation Area (JRSCA) atau Jarischa untuk mendukung konservasi Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus) lewat pemagaran menyisakan pedih bagi masyarakat sekitar Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK).

Beberapa anggota masyarakat kampung Legon Pakis, Desa Ujung Jaya, kehilangan ladang untuk bertani. Mereka nelangsa, kehilangan ladang tempat mencari nafkah, merasa ditipu, berada dalam ketakutan dan tak mampu melawan.

Jahadi misalnya, harus kehilangan lahan seluas setengah hektar akibat program JRSCA. Lahannya berada di dalam wilayah yang dipagari, 500 meter dari jalur yang "membelah" TNUK. Saat ini, ia menjadi buruh tani dengan sistem bagi hasil. Penghasilannya berkurang drastis.

"Ya, sekarang menurun. Sekarang ini kalau panen cuma sepuluh karung, lima kuintal. Kalau dulu dapat lima belas karung," katanya saat ditemui Kompas.com dalam trip bersama WWF Indonesia ke Ujung Kulon, Sabtu (16/6/2012).

Untuk kebutuhan bulanan, Jahadi mengatakan, ia hanya bisa mengandalkan uang hasil buruh membantu pembangunan rumah dan serabutan lainnya. Ia harus menghidupi 3 anak yang salah satunya sudah lulus Sekolah dasar dan harus masuk tahap pendidikan menengah.

Pengalaman yang sama juga dialami Sanaji. Pria berusia 31 tahun dan beranak satu ini tadinya bisa dikatakan mandiri, memiliki lahan bertani sendiri. Setelah kehilangan lahan, ia harus berbagi hasil mengelola lahan milik orang tuanya.

"Ladang saya seperempat hektar. Cuma itu saja ladang saya. Sekarang saya maro (bagi hasil) dengan orangtua. Lahannya di Sabrang (tak jauh dari Legon Pakis)," papar Sanaji yang kini mengaku bingung mencari nafkah.

Lemah, ditipu dan pasrah

Yang menyesakkan, Jahadi dan Sanaji mengaku ditipu oleh pihak pengembangan proyek JRSCA. pada saat yang sama. Mereka merasa lemah, takut mengadu dan hanya bisa pasrah menerima nasib.

Jahadi bercerita bahwa program JRSCA tidak pernah disosialisasikan pada masyarakat dengan baik. Ladang tempat Jahadi mencari nafkah diambil secara sepihak oleh taman nasional dan tidak diberikan ganti rugi.

"Hanya ada uang kadeudeuh (uang kasihan), 1,5 juta. Mau lahannya berapa saja tetap dapatnya 1,5 juta," tutur Jahadi yang mengaku bahwa uang tersebut sudah habis untuk membiayai kebutuhan rumah tangganya.

Uang kadeudeuh diberikan pada saat bulan puasa, menjelang Lebaran tahun lalu. Masyarakat diberi selembar kertas formulir dan diminta membubuhkan tanda tangan. Jahadi mengaku tak membaca tulisan pada kertas itu karena kemampuan membacanya terbatas.

"Saya tidak baca. saya pikir itu uang pemberian," kata Jahadi. Ternyata, Jahadi akhirnya mengetahui bahwa uang tersebut diberikan agar ia dan masyarakat setempat merelakan ladangnya diambil untuk proyek.

Jahadi masih "beruntung" sebab mendapat uang. Sanaji tak menerima uang sepeser pun. "Saya tidak terima uang. Saya tahu yang lainnya diundang, tapi tidak tahu kenapa saya tidak. Kenapa dibedakan," jelas Sanaji.

Kehilangan lahan tempat mencari uang tanpa ganti rugi, Jahadi dan Sanaji tak berani untuk mempertanyakan. Ada trauma masa lalu yang membuat mereka takut melakukan perlawanan ataupun sekedar mempertanyakan.

"Tahun 2006 ada penembakan. Ada yang masuk ke kawasan cuma mau mengambil jengkol. Tapi dia ditembak. Mati. Makanya kita tidak berani. Masyarakat sudah ketakutan sejak saat itu," kata Sanaji memaparkan.

Sanaji mengetahui lahannya diambil saat menjumpai buldoser ada di jalur pemagaran. "Saya lihat ada buldoser. Saya tidak bisa apa-apa, kalau sudah haknya saya tidak berani. Sekarang ya saya pasrah saja," katanya.

Nelangsa demi Badak Jawa


Proyek JRSCA dilakukan dengan pemagaran berlistrik, membuat wilayah di tengah TNUK dengan luasan 3.000-4.000 hektar. Wilayah mencakup Cilintang hingga Tanjung Sodong serta Laban hingga Karang Ranjang.

Kepala Balai TNUK, Mohammad Haryono, mengungkapkan bahwa saat ini hanya tinggal 35 ekor badak jawa, 13 betina dan 22 jantan. dari sejumlah populasi tersebut, 5 diantaranya anakan, 3 betina dan 2 jantan.

Dengan wilayah yang luas, pertemuan badak jawa untuk melakukan reproduksi sulit dilakukan. Karenanya, mengkonsentrasikan badak jawa di wilayah tertentu akan membantu program peningkatan populasi satwa ini.

"Bila terkonsentrasi, akan membantu reproduksi secara alami, memudahkan pemantauan juga. Selain itu juga untuk wisata, masyarakat bisa melihat badak jawa," paparnya saat ditemui Minggu (17/6/2012).

Menanggapi keluhan masyarakat, Haryono mengungkapkan, "Masyarakat tidak selalu bisa dipercaya. Mereka bisa bilang mereka tidak punya lahan di luar, tetapi mereka sebenarnya punya."

Ia mengatakan bahwa kawasan TNUK merupakan kawasan konservasi, maka kepentingan pembangunan utamanya adalah untuk kebutuhan ekologi, mendukung konservasi Badak Jawa.

Konservasi Badak Jawa memang sangat penting. Kepunahan jenis satwa ini memang harus dicegah. Badak Jawa adalah satu dari sekian jenis badak yang sekarang masih eksis. Badak di Vietnam telah dinyatakan punah pada akhir tahun lalu.

Namun pertanyaannya, haruskah konservasi satwa mengabaikan hidup masyarakat sekitarnya?

Jahadi dan Sanaji meminta lahannya kembali. Namun, jika memang tidak bisa, mereka meminta ganti rugi atas kehilangan lahannya. Kompensasi ini yang sepatutnya juga dipertimbangkan, selain juga efektivitas pemagaran serta konsekuensi ekologis yang mungkin muncul. 


http://sains.kompas.com/read/2012/06/19/18330267/Mereka.Nelangsa.demi.Badak.Jawa

Priyanto Memandirikan Siswa Miskin

Priyanto Memandirikan Siswa Miskin


Tak menolak siswa miskin yang mau melanjutkan ke SMKN 2 Subang, Jawa Barat. Kebijakan inilah yang dijalankan Priyanto, Kepala SMKN 2 Subang, untuk membuat anak-anak dari keluarga tak mampu dapat mengubah nasib keluarga.

Ia tak menyediakan beasiswa bagi siswa miskin. Menurut dia, siswa miskin perlu diajari tak mengandalkan bantuan orang lain untuk melanjutkan pendidikan. Selain itu, jika mengandalkan beasiswa, siswa miskin yang bisa bersekolah di SMK berstatus rintisan sekolah bertaraf internasional ini juga terbatas jumlahnya.

Priyanto bersama para guru memikirkan cara untuk menampung sebanyak mungkin lulusan SMP dari Subang. Mereka menemukan solusi dengan menggandeng perusahaan yang mau menerima siswa bekerja.

Kategori siswa dibagi menjadi siswa mandiri yang tak mampu tetapi nantinya membayar dari hasil keringatnya sendiri. Ada pula kategori siswa reguler yang biaya pendidikannya dibayar orangtua.

Siswa mandiri SMKN 2 Subang jumlahnya lebih dari 50 persen, sedangkan di kelas jauh yang menginduk ke SMKN 2 Subang lebih dari 70 persen. SMKN 2 Subang mengembangkan kelas jauh di Cipeundeuy (sudah menjadi SMKN), selain di Cikaum, Ciasem, Legon Kulon, Binong, Patokbeusi, Dawuan, Cibogo, Kasomalang, Cisalak, Pagaden dan Pagaden Barat, serta Compreng.

Gagasan siswa mandiri dan kelas jauh membuat Kabupaten Subang terpilih menjadi salah satu kota vokasi di Indonesia. ”Pendidikan di SMK untuk menyiapkan siswa bekerja. Mengapa siswa tak punya waktu kerja berkaitan dengan pendidikan di perusahaan, setidaknya tiga semester,” ujarnya.

Sekolah meminta perusahaan membayar siswa yang bekerja layaknya karyawan selama 3-4 semester. Siswa tak mampu membayar Rp 100.000, sedangkan yang mampu Rp 150.000 per bulan. Keinginan itu disambut sejumlah perusahaan.

Siswa mandiri ditampung di beberapa perusahaan hingga luar Subang, seperti PT East West Seed Indonesia untuk pertanian, PT Banshu Electric Indonesia dan PT Kinenta Indonesia untuk otomotif, PT Mandalawikri untuk permesinan, PT Puji Utami dan PT Gilontas International untuk pelayaran, serta Hotel Lembah Sarimas untuk pariwisata dan perhotelan.

”Siswa miskin di sekolah ini diajari membiayai diri sendiri. Ini bertujuan menumbuhkan kepercayaan diri siswa,” ujar Priyanto yang menerima siswa miskin tetapi bertekad kuat untuk belajar, tanpa syarat.

”Dulu, sekolah menghabiskan Rp 40 juta untuk beriklan agar siswa mau sekolah di SMK. Hasilnya tak memuaskan. Setelah ada kelas mandiri, banyak siswa yang berminat,” ujarnya.

Pendidikan ketarunaan

Belajar dari pengalaman kerja siswa mandiri, sekolah memahami kebutuhan tenaga kerja. Dunia industri meminta pekerja yang jujur, sehat, bisa diatur, disiplin, tertib, taat perintah, tak cengeng, dan mampu bekerja dalam tim.

Untuk membentuk siswa sesuai kebutuhan dunia industri, sekolah menerapkan pendidikan ketarunaan selama enam bulan bagi siswa baru. Pendidikan karakter ini membuat siswa bermental tangguh.

Rasa puas terhadap kinerja dan karakter siswa SMKN 2 Subang membuat makin banyak perusahaan yang menggandeng siswa. Bahkan, PT Kinenta Indonesia Purwakarta, perusahaan pemasok wiring harness, mengalihkan produksi ke sekolah dengan membuka teaching factory. Di ”pabrik” ini siswa bekerja layaknya karyawan, selama 7-8 jam.

Dalam waktu dekat ada perusahaan Jepang yang akan membuka pabrik di sekolah guna memproduksi 85 jenis sarung tangan. Pada tahap awal dibutuhkan 600 pekerja dari siswa mandiri, lalu berkembang hingga 2.000 siswa.

Tak kaku

Priyanto tak kaku memaknai proses pembelajaran SMK. Ia bersama para guru mengadaptasi kurikulum sesuai kondisi dan kebutuhan siswa. Tiap program keahlian harus mampu berproduksi guna mendukung siswa mandiri. Ada 12 program keahlian, seperti pertanian, peternakan, perikanan, otomotif, pelayaran, komputer, permesinan, tata boga, dan tata busana.

Apa yang dikerjakan Priyanto pernah diprotes dinas pendidikan setempat hingga pengawas. Terobosan yang dilakukan sekolah ini dinilai ”melanggar” aturan formal SMK.

”Kesempatan ini saya pakai untuk menjelaskan tujuan pendidikan nasional, terutama SMK. Cara ini justru membantu pemerintah agar indeks pembangunan manusia di Subang meningkat. Siswa SMK yang terbiasa bekerja tak akan menjadi penganggur. Ini sejalan dengan tujuan pemerintah mendirikan SMK,” katanya.

Ia juga pernah didatangi lembaga swadaya masyarakat pembela hak anak. Ia dicurigai mempekerjakan anak di bawah umur. Menghadapi kecurigaan itu, ia balik bertanya, apakah negara yang seharusnya melindungi dan memenuhi hak anak bangsa memenuhinya?

”Jika ada perusahaan yang peduli dan memercayai sekolah, apakah kelas mandiri salah? Mereka mampu berdiri tegak tanpa disantuni negara. Sekolah ini hanya ingin agar lulusan SMP bisa sekolah di SMK dan setelah lulus bisa bekerja.”

Setiap tahun ratusan siswa direkrut untuk bekerja di Jepang, Korea, dan Malaysia. Siswa miskin yang tidur di lingkungan sekolah mendapat tambahan belajar bahasa Jepang dan Korea agar mereka siap bekerja di luar negeri.

Priyanto senang melihat siswa berhasil. Contohnya, siswa mandiri asal Temanggung yang tidur di masjid dan membuat pupuk di sekolah mampu bekerja di Korea dengan penghasilan Rp 16 juta-Rp 22 juta per bulan.

Sekolah pun membantu mencari pinjaman sebagai modal awal siswa bekerja di luar negeri. Ada Bank Perkreditan Rakyat di Subang yang memberi pinjaman. Alhasil, utang sekolah ini mencapai Rp 678 juta.

Awalnya, SMK ini hanya diminati sekitar 300 siswa. Saat Priyanto menjadi kepala sekolah tahun 2001, ia menantang para guru bersama- sama memajukan sekolah. Langkah ini membuahkan hasil. Cara yang ditempuh SMKN 2 Subang ditiru sejumlah daerah.

Priyanto, alumnus sekolah pertanian setara SMK, awalnya memilih pertanian agar bisa bekerja. Ia tak bisa kuliah karena keterbatasan dana. Namun, ia mendapat beasiswa pemerintah untuk melanjutkan pendidikan diploma tiga sebagai guru pertanian di IPB.

”Dalam hidup ini, saya hanya ingin berarti bagi orang lain. Menjadi guru, saya mempersiapkan siswa lulus dan bekerja. Mumpung menjadi kepala sekolah, saya berusaha membuka akses agar lulusan SMP dari keluarga miskin bisa sekolah,” ujarnya.


http://edukasi.kompas.com/read/2012/06/20/10391445/Priyanto.Memandirikan.Siswa.Miskin

Ilmuwan Indonesia Kembangkan UAV Terbesar di Asi

Ilmuwan Indonesia Kembangkan UAV Terbesar di Asia


Josaphat Tetuko Sri Sumantyo, ilmuwan Indonesia yang kini berkarya di Jepang, mengembangkan pesawat tanpa awak (Unmanned Aerial Vehicle-UAV) berbadan besar bernama Josaphat Laboratory Large Scale Experimental Unmanned Aerial Vehicle (JX-1).

"JX-1 sementara ini terbesar di Jepang, dan mungkin di Asia," ungkap Josaphat dalam wawancara lewat email dengan Kompas.com, Sabtu (16/6/2012).

JX-1 dibuat untuk melakukan  pengujian perangkat gelombang mikro dan kamera untuk penginderaan jarak jauh yang selama ini juga dikembangkan di laboratorium miliknya, Josaphat Microwave Remote Sensing Laboratory (JMRSL) di Center for Environmental Remote Sensing, Chiba University, Jepang.

JX-1 dikembangkan sejak 5 tahun lalu. Salah satu pertimbangannya adalah efektifitas biaya. Jika meminjam UAV untuk pengujian, prosedurnya cukup rumit dan memakan biaya besar.

"Misalnya pernah saya akan install radar dan ditawari biaya senilai sama untuk membuat UAV berbadan besar lebih dari 5 unit. Kalau punya UAV sendiri, bisa setiap saat menerbangkan sendiri dan tidak perlu khawatir untuk mengoperasikannya di daerah-daerah berbahaya," urai Josaphat.

Lebih Besar, Lebih Mumpuni

JX-1 memiliki beberapa kelebihan dibanding pesawat tanpa awak lain di Jepang saat ini, utamanya dalam hal ukurannya.

"Angkatan bersenjata Jepang pun hanya mempunyai UAV originalnya dengan rentang sayap terbesar adalah 3 m, sedangkan JX-1 adalah 6 m dan dapat berpayload sensor-sensor sekitar lebih dari 30 kg," tambah Josaphat.

Pesawat tanpa awak berbadan besar diperlukan untuk mengakomodasi perangkat dengan beragam frekuensi serta mendukung proyek Josaphat selanjutnya.

Josaphat menjelaskan, teknologi Synthetic Aperture Radar (SAR) di Jepang saat ini bekerja pada frekuensi L band dengan polarisasi linear. Sementara, Josaphat sendiri mengembangkan SAR yang berbasis polarisasi sirkuler sebagai sensor SAR baru di dunia.

Supaya dapat dibandingkan dengan sensor sebelumnya, Josaphat tetap mengembangkan pada freluensi yang sama. Sementara, L band memiliki panjang gelombang yang cukup panjang sehingga dibutuhkan antena berukuran lebih besar.

"Agar dapat mengakomodasi perangkat pada frekuensi rendah ini hingga tinggi (sekitar 50 GHz), maka UAV ini dirancang mempunyai ruang besar sejak awal," papar Josaphat.

JX-1 juga dipersiapkan untuk mendukung penelitian berikutnya. saat ini, sedang dipersiapkan radar yang akan bekerja pada frekuensi P, S, C, X dan Ku band. Ruang yang besar dibutuhkan untuk mengakomodasi payload misi secara bersamaan.

"Memang saat ini ada UAV kecil-kecil, tapi mempunyai keterbatasan fungsi dalam misi, termasuk flight endurance," kata Josaphat.

Selain soal ukuran, JX-1 memiliki kelebihan sebab dirancang tembus gelombang mikro dengan dielectric constant sekitar 1,5 atau material badan pesawat berkarakteristik mendekati udara. Dengan demikian, radar bisa disimpan di dalam badan pesawat sehingga lebih terlindungi dan pancaran gelombang dapat menembusnya.

Tulang Punggung Riset Penginderaan Jauh

JX-1 berhasil diterbangkan perdana pada 7 Juni 2012 lalu di Fujikawa Airfield. Setelah penerbangan perdana ini, JX-1 bakal siap mendukung beragam misi pengujian serta misi lanjutan berikutnya.

Saat ini, laboratorium Josaphat tengah mengembangkan Circularly Polarized Synthetic Aperture Radar (CP-SAR) sebagai SAR aktif sensor, GPS-SAR sebagai SAR pasif sensor, GPS-Radio Occultation (RO), dan Linear Polarized Synthetic Aperture Radar (LP-SAR).

JX-1 nantinya akan dimanfaatkan untuk mengujicoba sensor tersebut. Setelah ujicoba, sensor akan diaplikasikan pada mikrosatelit yang juga dikembangkan oleh Josaphat dan tim, bernama GAIA-I dan GAIA-II.

Josaphat menjelaskan, kedua mikrosatelit yang dikembangkan bertujuan untuk mengamati pergerakan kerak bumi sehingga membantu memprediksi gempa dan tsunami 3-5 hari sebelum kejadian. GAIA-I akan mengamati dalam resolusi lebih besar sementara GAIA-II dalam citra yang lebih detail.

Di Jepang, teknologi yang dikembangkan Josaphat digadang mampu menjadi tulang punggung dalam riset penginderaan jauh. Nantinya, penginderaan jauh tak hanya mengandalkan radar dan satelit, tetapi juga didukung pesawat tanpa awak.

Saat ini, kata Josaphat, Malaysia dan Jepang sudah bekerjasama lewat program transfer teknologi untuk mengamati Semenanjung Malaysia. Josaphat berharap, Indonesia pun ke depan juga berminat mengaplikasikan teknologi yang dikembangkannya. 


http://sains.kompas.com/read/2012/06/20/10391931/Ilmuwan.Indonesia.Kembangkan.UAV.Terbesar.di.Asia

Google Hilangkan Video Terorisme

Google Hilangkan Video Terorisme


Google telah menghilangkan 640 video dari YouTube yang diduga mempromosikan terorisme pada 2011 setelah mendapatkan komplain dari Kantor Asosiasi Polisi Inggris.

Berita ini tercantum dalam laporan terakhir Transparency yang memperlihatkan permintaan dari otoritas internasional untuk menghilangkan atau memindahkan material.

Perusahaan itu mengatakan menutup lima akun yang berkaitan dengan tersangka pembuat video.

Bagaimanapun, perusahaan itu yakin telah menolak banyak permintaan yang sama dari negara lain.

Kantor Passport Kanada merupakan salah satu organisasi yang ditolak. Mereka meminta agar sebuah video yang menampilkan warga Kanada membuang air kecil di paspor dan menyiramnya di toilet, dipindahkan.

Google juga menolak untuk menghilangkan enam video YouTube yang berisi sarkasme terhadap tentara dan politisi senior Pakistan.

Permintaan itu datang dari Kementrian Teknologi Informasi Pemerintah Pakistan.

Tetapi Google melakukan tindakan untuk ratusan kasus yang lain, termasuk:

    Permintaan untuk memblok lebih dari 100 video YouTube di Thailand yang diduga menghina monarki yang merupakan sebuah kejahatan di negara tersebut.
    Menghilangkan video memuat pidato kebencian yang diunggah ke YouTube dari Turki.

Perusahaan menyatakan menerima 461 gugatan yang meliputi 6.989 item. Dan disebutkan telah memenuhi sekitar 68% persen permintaan.

Perusahaan menambahkan menerima 546 permintaan informal yang meliputi 4.925 item, dan menyepakati 43% kasus.

Analis kebijakan senior Google, Dorothy Chou, mengatakan perusahaan memperhatikan permintaan yang berkaitan dengan pidato politik.

"Ini mengkhawatirkan bukan hanya karena kebebasan berekpresi diambang risiko, tetapi beberapa dari permintaan ini dari negara yang anda duga - negara-negara barat bukanlah yang berkaitan dengan sensor," kata dia.

"Sebagai contoh, dalam semester kedua tahun lalu, regulator Spanyol meminta kami untuk menghilangkan 270 hasil pencarian yang berkaitan ke blogs dan artikel di koran yang merujuk kepada individu dan tokoh publik termasuk walikota dan jaksa.

"Di Polandia, kami menerima permintaan dari Biro Pengembangan Usaha untuk menghilangkan tautan ke situs yang mengkritik mereka.

"Kami tidak menuruti permintaan semacam itu."


http://www.bbc.co.uk/indonesia/majalah/2012/06/120618_google.shtml

25 Penyakit Ancam Perokok Usia Produktif

25 Penyakit Ancam Perokok Usia Produktif


Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan, Tjandra Yoga Aditama, menyatakan setidaknya ada 25 jenis penyakit yang mengancam perokok aktif. "Ini karena mereka menghirup setidaknya 4.000 bahan kimia saat mengisap rokok," kata Tjandra dalam seminar »Konsumsi Rokok Mengancam Bonus Demografi” di Hotel Atlet Century.

Dari 25 macam penyakit itu, yang paling berbahaya dan paling banyak menyerang perokok adalah kanker paru-paru, serangan jantung koroner, hipertensi, dan gangguan janin pada ibu hamil. »Gangguan liver, penyakit persendian, dan kanker pita suara juga mulai banyak menyerang perokok,” kata Tjandra.

Ironisnya, menurut catatan Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, mayoritas perokok adalah kelompok usia produktif. Dengan demikian, ancaman penyakit dan penurunan kualitas kesehatan itu juga lebih banyak menyerang usia produktif. »Artinya, ada ancaman terhadap produktivitas penduduk Indonesia,” kata Abdillah Ahsan, peneliti Lembaga Demografi FE-UI.

Menurut Abdillah, data Survei Sosial Ekonomi Nasional dan Riset Kesehatan Dasar menunjukkan, dari 1995 sampai 2007, jumlah perokok usia 15-19 tahun telah meningkat lebih dari 200 persen. "Sekarang total perokok remaja sudah 4,2 juta orang. Ini kelompok usia produktif," kata dia.

Untuk menjaga produktivitas penduduk, Wakil Kepala Lembaga Demografi FE-UI Dwini Handayani menekankan pentingnya mencegah peningkatan jumlah perokok, terutama usia remaja. Salah satunya dengan segera mengesahkan Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Tembakau. »Peraturan itu sangat efektif untuk menekan peningkatan jumlah perokok muda,” kata dia.

Sebelumnya, Deputi Bidang Koordinasi Kesehatan, Kependudukan, dan Keluarga Berencana Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat, Emil Agustiono, mengatakan saat ini RPP Tembakau sudah di tangan presiden untuk segera ditetapkan. Menanggapi kekhawatiran sejumlah petani tembakau, Staf Khusus Kementerian Kesehatan Bidang Politik Kebijakan Kesehatan, Bambang Sulistomo, menyatakan RPP tidak akan merugikan petani tembakau. "Tidak ada satu pun pasal yang melarang orang bertani tembakau," kata Bambang.

Bambang menjelaskan, RPP Tembakau tidak melarang produksi rokok atau kegiatan merokok sehingga tidak akan mengurangi pendapatan petani tembakau. »Lebih dimaksudkan untuk menghindarkan bahaya rokok bagi yang bukan perokok, terutama ibu hamil dan anak-anak. Caranya dengan mengatur tempat-tempat khusus untuk merokok,” katanya.

Dalam RPP tersebut akan diatur ihwal kewajiban memasang gambar peringatan bahaya rokok yang ukurannya 40 persen dari luas bungkus rokok. Selain itu, RPP mengatur soal perluasan kawasan tanpa rokok. »Orang tidak diperkenankan lagi merokok di dalam ruang yang tidak terhubung langsung dengan udara bebas,” kata Bambang.

http://id.berita.yahoo.com/25-penyakit-ancam-perokok-usia-produktif-221406224.html

Indonesia Perlu Optimistis Berperan di Forum Internasional

Indonesia Perlu Optimistis Berperan di Forum Internasional


Direktur Eksekutif Developing Countries Studies Center (DCSC) Indonesia Zaenal A. Budiyono mengatakan Indonesia perlu optimistis dapat berperan di forum internasional, termasuk KTT G-20.

"Pandangan pesimistis terhadap masa depan Indonesia sama sekali tak mendasar. Itu semua hanya jargon yang dibangun kelompok yang berseberangan secara politik dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono," kata Zaenal melalui pesan elektronik yang diterima ANTARA di Jakarta, Minggu.

Ia tidak menyangkal bahwa Indonesia masih memiliki pekerjaan rumah, seperti konflik agama, pemberantasan korupsi, dan birokrasi kompleks, tetapi pemerintah juga mencatatkan rapor biru di sejumlah bidang, seperti demokratisasi, lapangan kerja, menurunnya angka kemiskinan, dan peningkatan peran diplomasi.

Menurut dia, penting bagi suatu bangsa untuk menemukan konsensus nasional yang salah satunya adalah kesamaan langkah dalam pembangunan bangsa dan semangat kebangsaan.

Dengan adanya kesamaan visi tersebut, maka dinamika antarelite tidak perlu sampai menggagalkan tujuan nasional, katanya.

"Bahasa gampangnya, silakan masing-masing bersaing secara sehat di alam demokrasi. Akan tetapi, jangan menggunakan sampai melemahkan spirit rakyat untuk maju," tutur Asisten Stafsus Presiden Bidang Publikasi dan Dokumentasi yang turut serta dalam rombongan SBY untuk KTT G-20 Los Cabos, Meksiko ini.

Sebelumnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan bahwa banyak negara berharap Indonesia bisa berperan di berbagai forum internasional, termasuk G-20, demi kebaikan dunia.

"Dipilihnya Indonesia bagian dari G-20, dunia juga berharap Indonesia `can do something` untuk dunianya," kata Yudhoyono di dalam pesawat kepresidenan saat melakukan penerbangan di atas Samudra Atlantik menuju forum G-20 di Meksiko, Minggu.

Yudhoyono berharap Indonesia bisa merumuskan berbagai pilihan untuk berbagai permasalahan global.

Supaya bisa berkontribusi pada tingkat global, kata Presiden, Indonesia harus bisa mempertahankan kondisi dalam negeri yang sudah baik.

"Dari aspek ekonomi kita mesti bisa meminimalkan dampaknya terhadap perekonomian kita, dan kita harus tetap bisa menjaga yang saya sebut dengan `positive growth`, pertumbuhan yang positif," tuturnya.

Pertumbuhan ekonomi yang kuat dan berkelanjutan adalah ciri-ciri negara-negara G-20. Namun, Kepala Negara merasa Indonesia bisa menambahkan satu ciri lagi, yaitu perekonomian inklusif.

Yudhoyono juga berharap Indonesia bisa mempertahankan hubungan baik dengan negara-negara anggota G-20 ini, APEC, "East Asia Summit", dan lain-lain. Hubungan baik itu akan menguntungkan karena Indonesia akan segera mendapatkan peringatan jika terjadi gangguan perekonomian global.


http://id.berita.yahoo.com/indonesia-perlu-optimistis-berperan-di-forum-internasional-153206306.html