Inilah Penyebab Seseorang Tidak Mempunyai Rasa Malu
Menurut penelitinya Virginia Sturm, timnya telah mengidentifikasi
adanya bagian otak di sebelah kanan depan yang disebut ‘pregenual
anterior cingulate cortex’ sebagai penyebab kunci rasa malu manusia.
“Ini adalah wilayah otak yang bisa memprediksi perilaku seseorang.
Semakin kecil bagian otak ini maka semakin sedikit orang punya rasa
malu,” kata Virginia seperti dilansir dari Sciencedaily, Minggu
(17/4/2011).
Pusat malu di bagian ‘pregenual anterior cingulate cortex’ ini
posisinya berada jauh di dalam otak yakni sebelah kanan depan. Fungsi
lain dari bagian otak ini antara lain mengatur detak jantung dan
pernapasan, emosi, perilaku kecanduan dan pengambilan keputusan.
Maka itu pada orang yang otaknya sehat, ketika merasa malu bagian
otak ini akan berfungsi maksimal. Rasa malunya akan membuat tekanan
darah menjadi naik, detak jantung meningkat atau terjadi perubahan
napas.
Tapi pada orang yang memiliki rasa malu yang rendah seperti pada
penderita Alzheimer atau demensia (pikun), otak di bagian ini ukurannya
lebih kecil dari biasanya. Mereka umumnya menjadi lebih acuh terhadap
hal-hal yang menurut orang memalukan karena bagian otak ‘pregenual
anterior cingulate cortex’ seperti ‘dibutakan’ terhadap rasa malu.
“Bila Anda kehilangan kemampuan otak di daerah ini, Anda akan
kehilangan respons rasa malu,” kata Virginia seperti dikutip
LiveScience.
Para ilmuwan meyakini bahwa semakin besar wilayah otak tertentu maka
semakin kuat kerja otak yang terkait dengan fungsinya itu. Contohnya,
orang dengan kepribadian terbuka (ekstrovert) memiliki pusat pengolahan
otak yang lebih besar, sedangkan orang yang gampang cemas punya pusat
deteksi kesalahan yang lebih besar.
Dalam melakukan penelitian tersebut, peneliti meminta 79 partisipan
untuk menyanyi karaoke lagu ‘My Girl’, lagu hit tahun 1964 yang
dinyayikan Temptations. Partisipan itu ada yang sehat dan ada yang
menderita penyakit saraf degeneratif.
Suara partisipan direkam dan diputar ulang tanpa ada ada suara musik
yang menyertainya. Partisipan yang malu dengan suaranya langsung
terlihat dari ekspresi wajahnya, kemudian berkeringat dan detak jantung
meningkat. Sebaliknya penderita yang mengalami gangguan saraf terlihat
acuh dan kurang punya rasa malu meskipun ketika didengarkan suara mereka
sangat memalukan.
Hasil temuan ini telah disampaikan Virginia dalam pertemuan tahunan
American Academy of Neurology ke-64 di Hawaii pada 14 April 2011.
http://duniabaca.com/inilah-penyebab-seseorang-tidak-mempunyai-rasa-malu.html
0 komentar:
Posting Komentar