PMS Ternyata Tidak Ada

PMS Ternyata Tidak Ada


PREMESTRUAL syndrome atau PMS pada wanita ternyata hanyalah estimasi berlebihan dan mungkin tidak menjadi penyebab bad mood para wanita pada waktu tertentu setiap bulan.

Itu adalah saran kontroversial yang diberikan oleh peneliti di Kanada. Mereka mengungkapkan bahwa gejala seperti lekas marah, sering kali dipersalahkan ketika wanita akan menstruasi. Namun, PMS mungkin seharusnya tidak disalahkan, mungkin penyebab mad mood wanita setiap bulan karena faktor-faktor lain, seperti stres atau kurangnya mendapat dukungan.

Dalam sebuah studi baru yang diterbitkan dalam jurnal Gender Medicine, para peneliti di University of Toronto melakukan banyak penelitian yang berkaitan dengan PMS.

Mereka tidak bisa memberikan bukti yang jelas untuk mendukung keberadaan sindrom pramenstruasi sebagai penyebab suasana hati negatif. Masalahnya, kita cenderung menyalahkan semuanya pada PMS dan mengabaikan alasan lain mengapa wanita menjadi marah atau kesal.

"Gagasan bahwa setiap emosionalitas pada wanita terlebih dahulu dikaitkan dengan fungsi reproduksi mereka, kami bersikap skeptis tentang itu. Saya pikir sebagian besar akan menganggap bahwa PMS hanyalah asumsi, bukan fakta," kata pemimpin peneliti Dr. Sarah Romans.

Dr. Romans dan rekan-rekannya menilai lebih dari 40 studi yang berhubungan dengan PMS. Mereka banyak menemukan beberapa hubungan suasana hati di berbagai waktu siklus menstruasi wanita, namun tidak ada pola yang jelas atau bagian mana dari siklus menstruasi wanita yang mempengaruhi mood. Mereka bahkan kadang-kadang menemukan bahwa tidak ada hubungan sama sekali antara PMS dengan perubahan atau memburuknya mood wanita.

Sekira 36% studi tidak menemukan hubungan antara suasana hati dan siklus menstruasi. Lainnya, 42% menemukan hubungan suasana hati negatif dalam fase premenstrual, dikombinasikan dengan fase lain siklus menstruasi. Hanya 13% menemukan hubungan antara mood negatif dan fase premenstruasi.

Hal ini menunjukkan bahwa fluktuasi hormonal yang berhubungan dengan siklus menstruasi tidak selalu dapat disalahkan, seperti dilansir Dailymail.

“Ketika ada hubungan siklus menstruasi itu sebenarnya adalah perimenstrual - premenstrual (3-5 hari sebelum menstruasi) dan fase menstruasi bersama-sama - tidak murni premenstrual. Saya pikir ini dapat dilihat penyeimbang gagasan bahwa wanita menjadi histeris karena sistem reproduksi mereka. Dan ketika wanita marah, masih sering kali salah satu pikiran yang pertama kali muncul di otak orang lain adalah, ‘Mungkin dia sedang premenstrual’, bukannya, 'Apakah kesehatan fisiknya buruk? Apakah dia sedang stres? Apakah dia kurang mendapat dukungan sosial?'" tutur Dr. Romans.

Suasana hati negatif telah lama dikaitkan dengan siklus menstruasi. Hal ini ternyata telah ditemukan dalam literatur medis sejak 1930-an.


http://health.okezone.com/read/2012/10/19/482/706189/benarkah-pms-ternyata-tidak-ada

0 komentar:

Posting Komentar