Korupsi Politisi Picu Peningkatan Angka Golput

Korupsi Politisi Picu Peningkatan Angka Golput


Sejumlah politisi terjerat kasus korupsi. Sebut saja politisi Partai Demokrat yaitu M Nazaruddin, Angelina Sondakh, dan Hartati Murdaya. Dari Golkar, ada Zulkarnaen Djabar yang tersandung kasus dugaan korupsi pengadaan Al Quran. Terakhir, mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera Luthfi Hasan Ishaaq yang menjadi tersangka kasus dugaan suap impor daging sapir. Perilaku korup para politisi dikhawatirkan membuat publik malas menggunakan hak pilihnya pada Pemilu 2014 dan memilih menjadi golongan putih alias golput.

Pengamat Politik Burhanuddin Muhtadi memprediksi, "arisan kasus" partai politik itu akan menambah jumlah golput. "Kalau sudah seperti itu, saya khawatir barisan panjang golput akan semakin panjang di 2014," ujar Burhan, di Jakarta, Rabu (6/2/2013).

Ia mengungkapkan, pemilih selalu mengevaluasi parpol yang akan menjadi pilihannya. Dengan adanya politisi bermasalah, akan berimbas pada persepsi politik terhadap partai politik.

"Ini profil pemilih yang baru, suka pindah ke lain hati, dan pemilih yang gampang protes. Evaluasi partai yang mulanya dianggap positif, tapi ketika PKS dan Demokrat dianggap negatif, mereka merasa partai lain bukan berarti positif. Partai lain dianggap juga kena masalah yang kurang lebih sama," terangnya.

Sementara itu, hasil survei sejumlah lembaga juga menunjukkan adanya penurunan terhadap angka elektabilitas partai politik. Tak ada yang melebihi 20 persen. Kasus hukum yang menjerat politisi suatu partai tidak berdampak meningkatkan elektabilitas partai lain.

"Data survei nasional, elektabilitas Golkar dan PDI-P enggak sampai 20 persen. Meski tertinggi, elektabilitas tidak besar. Partai lain juga tidak mendapat keuntungan. Yang bertambah, ya mereka yang belum memutuskan pilihan dan golput," jelas Burhan.

Dalam survei yang dikeluarkan Pusat Data Bersatu (PDB), kemarin, elektabilitas Partai Golkar dan PDI Perjuangan meraih posisi teratas dalam Pemilu 2014. Keduanya mendapat angka persentase seimbang yakni 14 persen. Sementara, posisi ketiga ditempati oleh Partai Demokrat dengan persentase 9,9 persen. Kemudian, di bawah Demokrat, ditempati oleh Partai Gerindra yakni sebesar 8,7 persen, disusul PKB sebesar 6,7 persen, dan Partai NasDem 5,5 persen. Di bawah NasDem muncul Partai Amanat Nasional (PAN) sebesar 4,5 persen, dan PPP sebesar 3,4 persen.

Dari sepuluh partai politik yang dinyatakan lolos sebagai peserta Pemilu 2014, elektabilitas Partai Keadilan Sejahtera dan Hanura menempati posisi terendah. PKS sebesar 2,9 persen dan Hanura 0,5 persen.

Menurut Burhan, parpol harus berjuang mengembalikan kepercayaan masyarakat. "Mereka menunggu komitmen dari partai yang ada untuk lepas dari arisan nasib masalah korupsi," katanya.


http://makassar.tribunnews.com/2013/02/07/politisi-korup-bisa-tingkatkan-angka-golput-pemilu

0 komentar:

Posting Komentar