Aspek Minimum Dalam Berinvestasi

Aspek Minimum Dalam Berinvestasi


Awal minggu ini Badan Pusat Statistik mengumumkan adanya sedikit kelainan dalam angka statistik Indonesia. Yakni, inflasi Maret yang mencapai 0,07 persen. Lazimnya, di bulan itu terjadi deflasi atau kondisi turunnya harga-harga barang yang artinya daya beli uang kita membaik. Kebalikan dari inflasi.

Inflasi boleh jadi disebut sebagai pencuri nilai uang kita. Disadari atau tidak, inflasi selalu terjadi setiap tahun.

Tahu-tahu kemampuan belanja kita terhadap kebutuhan pokok berkurang. Biasa beli beras 10 kilogram, jadinya hanya 7 kilogram padahal dengan nominal uang yang sama. Inflasi telah menggerogoti.

Individu tentu tidak bisa menolak terjadinya penurunan nilai mata uang ini. Asumsikan saja sebagai faktor eksogen, yaitu faktor luar yang harus diterima apa adanya (given) oleh individu. Bank Indonesia yang bekerja mengendalikan, karena tujuan kebijakannya adalah menetapkan inflasi yang dijadikan target.

Lantas apa yang bisa kita lakukan untuk melawan inflasi? Investasi dalam hal ini menjadi jawaban paling bijak. Silakan pilih yang sesuai agar tidak menyesal di kemudian hari. Sebelum memulai, selain harus mengenali dengan baik, instrumennya pun harus dipilih selaras dengan tujuan ke depan.

Pertama, sebagai lindung nilai. Ada investasi yang sekadar ingin melindungi nilai aset agar tidak tergerus inflasi. Karena itu, yang perlu dikenali pada prinsip ini adalah seberapa besar inflasi akan menggerogoti keuangan kita.

Simaklah pengumuman Bank Indonesia atau pemerintah tentang target inflasi. Jika ada perbedaan, sebagai antisipasi, ambil yang tertinggi plus 2 persen – biasanya Bank Indonesia menetapkan plus minus 1 persen.

Katakanlah nilai inflasi 7 persen. Seandainya investasi yang ditanam hanya memiliki tingkat pengembalian 8 persen, tentu tidak aman. Sebab pada inflasi, ada plus minus 2 persen.

Kedua, sebagai simpanan untuk hari tua.

Tentukan dulu, kapan uang hasil jerih payah itu ingin dinikmati. Setelah itu, baru tentukan berapa nilai yang akan ditanam. Perlu diingat, investasi untuk kepentingan seperti ini bersifat jangka panjang. Jangan lupa, sesuaikan jatuh temponya dengan target yang sudah ditetapkan.

Target pendapatan investasi juga harus disesuaikan dengan kebutuhan hidup saat jatuh tempo. Seharusnya lebih ringan, namun bukan tak mungkin tetap jadi beban seandainya pada saat yang sudah ditargetkan itu masih ada beban bawaan, misalnya cicilan rumah, tagihan kartu kredit, atau premi asuransi lain.

Ketiga, dalam rangka mengantisipasi ketidakpastian daya beli di masa depan. Biasanya ini untuk jangka menengah. Karena itu, investasi yang dipilih harus memiliki kepastian yang baik. Jika tidak justru risiko masa depan akan besar, seperti penurunan nilai pendapatan atau adanya pembayaran yang masih berlangsung.

Ketidakpastian yang kita miliki, bisa jadi akibat institusi tempat bekerja sekarang memiliki masa depan yang agak kurang pasti. Atau, bekerja lepas sehingga tidak ada kepastian rencana karir atau kenaikan pendapatan.

Keempat, untuk memelihara kelangsungan pendapatan. Agak berbeda dengan pensiun yang bisa saja ditargetkan mendapatkan dana pada usia tertentu dengan cara gelondongan. Namun untuk memelihara pendapatan, akan lebih bijak jika perolehannya secara berkala. Apalagi seandainya ingin mempercepat pensiun.

Untuk itu, investasi yang dipilih sebaiknya mampu memenuhi atau memberikan pengembalian yang memadai. Yakni, sesuai dengan kebutuhan saat tiba batas usia tanpa pendapatan tetap.

Tentu masih ada kemungkinan pertimbangan lain yang sangat bervariasi sesuai harapan individu yang relatif berbeda satu dengan yang lain. Namun setidaknya, empat poin tersebut harus dipenuhi guna mengamankan masa depan keuangan.

Prinsipnya adalah jangan pernah mengabaikan inflasi. Apalagi hampir tidak mungkin pemerintah menekan inflasi secara konsisten, karena justru bisa berdampak buruk pada perekonomian.

Inflasi juga punya kebaikan, karena berbanding terbalik dengan tingkat pengangguran. Inflasi tinggi sebagai sinyal perekonomian yang bergerak seharusnya membuat tingkat pengangguran turun.

Karena itu, siasati inflasi malah lebih bijak. Jadikan masa depan oleh diri sendiri, salah satunya dengan investasi yang tepat dan bijak.

Herry Gunawan


http://id.berita.yahoo.com/blogs/newsroom-blog/aspek-minimum-dalam-berinvestasi.html

0 komentar:

Posting Komentar