Menyulap Kota Sungai Jadi Metropolis

Menyulap Kota Sungai Jadi Metropolis


"Sangat elok" demikian kata Abdul Malik seorang pelancong asal Bagan Serai Malaysia setelah mengamati banyak sungai yang banyak membelah-belah wilayah Kota Banjarmasin, ibukota Provinsi Kalimantan Selatan.

"Kota ini akan menjadi sangat indah dan menarik jika pemerintah setempat mampu mengubah keberadaan sungai menjadi lebih baik, lebih hidup, dan berfungsi sebagaimana mestinya," kata Abdul Malik yang datang ke "Tanah Banjar," yang menurut pengakuannya merupakan tanah leluluhurnya tersebut.

Menurut Abdul Malik banyak kota-kota di dunia menjadi terkenal setelah mengeksploitasi sungai menjadi sebuah kawasan menarik bagi kepariwisataan dan keindahan kota.

Ia mencontohkan Singapura, Bangkok, Venesia, Nederland, Sindey, dan banyak lagi kota metropolis lainnya.

Seharusnya Banjarmasin tak susah menuju sebuah kota metropilis serupa jika piawai memberdayakan sungai sungai ini.

Senada dengan Abdul Malik, Direktur Pengembangan Air Minum, Ditjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum, Danni Sutjiono saat datang ke Banjarmasin awal Juli 2012 lalu menilai Banjarmasin sebuah kota unik yang tak dimiliki daerah lain.

"Kota ini seharusnya bersyukur banyaknya sungai yang melingkari berbagai wilayah dan kalau itu dimanfaatkan akan memberikan kontribusi besar terhadap kemajuan kota ini,"kata Danni Sutjiono.

Sutjiono berada di Banjarmasin dalam kaitan pertemuan dengan direksi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Bandarmasih, Kota Banjarmasin.

Menurutnya, sungai di Banjarmasin dipelihara agar bisa menjadi sumber air baku PDAM sehingga ketersediaan air bersih mencukupi untuk kebutuhan masyarakat.

Bila sebuah kota dengan ketersediaan air bersih mencukupi dipastikan kota tersebut akan menjadi hunian dan perkembangan perkotaan yang nyaman,lantaran air bersih sarana vital kehidupan termasuk menarik investasi.

"Lihat Kota Singapura yang tidak memiliki sumberdaya alam tetapi mampu menyediakan air bersih dengan cukup dan fasilitas lainnya akhirnya kota tersebut menjadi kota metropolis," katanya.

Lihat juga kota Bangkok, dimana sungai ditata sedemikian rupa hingga menjadi sebuah objek wisata yang menarik telah berhasil menciptakan kota tersebut sebagai kota tujuan wisata dunia.

Melihat kenyataan tersebut sebenarnya Kota Banjarmasin bisa mengejar kemajuan kedua kota ternama di dunia tersebut, tentu dengan memanfaatkan sungai dengan sebaik-baiknya.

Apalagi Banjarmasin memiliki jumlah sungai yang melebihi dari kota-kota yang disebut di atas, sebenarnya memiliki kelebihan tersendiri, tinggal bagaimana pemerintah kota ini menciptakannya lebih menarik lagi. "Kelebihan kota ini adalah keberadaan pasar terapung yang alami yang tidak ditemui daerah lain," katanya.

Selain Pasar Terapung, Banjarmasin juga memiliki kampung terapung, industri berbasis sungai, pemukiman di bantaran sungai, dan aneka budaya berkaitan dengan sungai yang semuanya menjadi daya pikat bagi semua orang.

"Sementara Kota Bangkok memang terdapat pasar terapung tetapi hasil ciptaan untuk wisataan bukan tumbuh dan berkembang alamiah seperti di Banjarmasin," tuturnya.

Berdasarkan catatan, Banjarmasin memiliki sedikitnya 104 sungai besar dan kecil dan 74 sungai diantaranya masih berfungsi sebagaimana mestinya, sementara sisanya sudah mati lantaran mendangkal,menyempit, dan akibat limbah rumah tangga dan industri disamping diserang gulma.

Ketua Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Banjarmasin,  Ir Fajar Desira ketika diminta komentarnya tentang pemanfaatkan sungai tersebut mengakui arah pembangunan kota ini adalah memanfaatkan sungai untuk meningkatkan ekonominya.

Wilayah Banjarmasin seluas 72 kilometer persegi minim sumber daya alam karena hampir tidak ditemukan potensi tambang maupun hutan dan hanya sedikit lahan pertanian.

Sementara wilayahnya hampir semua dialiri sungai besar dan kecil, Sungai Besar tercatat seperti Sungai Barito dan Sungai Martapura.

Kalau membangun kota mengandalkan potensi lain yang minim jelas tidak mungkin,  karena itu potensi yang ada saja digunakan untuk meraih kemajuan tersebut.

"Tak ada pilihan lain bagaimana sungai-sungai tersebut menjadi daya tarik bagi kepariwisataan ke depan," katanya.

Senada dengan itu, Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Drainase Muryanta menyebutkan jauh-jauh hari Banjarmasin sudah memikirkan bagaimana kota ini menjadi metropolis dengan mengandalkan sungai tersebut.

Karena itu bertahap membenahi sungai,mulai dengan pembebasan beberapa lokasi bantaran sungai yang kumuh menjadi sebuah kawasan pertamanan yang indah.

"Lihat saja tepian Sungai Martapura, baik yang di Jalan Sudirman, Jalan Pire Tendean, setelah dibebaskan dari pemukiman kumuh, sekarang sudah menjadi kawasan wisata  yang menarik dan menjadi ikon kota,"tuturnya.

Kemudian Pemkot Banjarmasin juga bertahap pembebasan tepian  Sungai Kerokan, Sungai Teluk Dalam, Sungai Kuripan, Sungai Jalan Veteran dan beberapa lokasi lain yang sudah menghabiskan dana tak sedikit.

Belum lagi pembangunan fasilitas berkaitan dengan kepariwisataan sungai tersebut, seperti penataan bantaran sungai dalam upaya menciptakan keindahan itu.

Pembenahan sungai tersebut karena arah pembangunan berkelanjutan kota ini yang dicanagkan sejak tahun 2009 lalu adalah berbasis sungai.

Menurut Muryanta karena arah pembangunan berkelanjutan berbasis sungai maka tak ada pilihan bagaimana agar sungai-sungai yang banyak membelah kota ini bisa menjadi daya tarik ekonomi untuk kesejahteraan masyarakat ke depannya.

Untuk penataan bantaran sungai tahun anggaran 2011 lalu telah menghabiskan sedikitnya Rp17 miliar, seperti pekerjaan seperti penguatan tebing sungai di Ujung Murung, Jalan Sudirman dekat Pasar Lama.

Pekerjaan penataran bantaran sungai ini terus dilanjutkan tahun 2012 bahkan pada tahun-tahun kedepannya, agar kota ini benar-benar indah lantaran sungai.

Kemudian Pemkot juga membangun sejumlah dermaga pada titik strategis menghidupkan kepariwisataan sungai tersebut.Dermaga dimaksud juga mengembalikan kejayaan angkutan sungai,  seperti lokasi siring sungai Jalan Tendean dan Ujung Murung.

"Kalau di Banjarmasin ini terdapat 15 jembatan berarti yang kita bangun dermaga nantinya sebanyak 15 buah," tutur Muryanta.

Maksudnya dengan adanya dermaga dekat jembatan itu maka akan memudahkan masyarakat bepergian kemana-mana, baik melalui angkutan sungai maupun angkutan darat.

Mereka yang melalui angkutan sungai bisa singgah di dermaga dekat jembatan kemudian bepergian lagi lewat angkutan darat kemana mereka mau, dengan demikian maka menghidupkan angkutan sungai maupun angkutan darat, tambahnya.

Keberadaan dermaga itu akan memperkuat keberadaan pariwisata air sebab orang akan mudah bepergian kemana-mana melalui air, harapannya Banjarmasin bisa menjadi kota mertropolis menarik seperti layaknya Bangkok di Thailand, Hongkong, atau Vinesia Italia, demikian Muryanta.


http://oase.kompas.com/read/2012/07/12/2100482/Menyulap.Kota.Sungai.Jadi.Metropolis

0 komentar:

Posting Komentar