Donor Ginjal Tetap Dapat Hidup Normal

Donor Ginjal Tetap Dapat Hidup Normal 


TIDAK perlu takut menjadi donor ginjal. Meskipun hanya dengan satu ginjal tetap dapat hidup normal. "Secara medis, pendonor dapat hidup sehat dan normal meski hanya memiliki satu buah ginjal," kata pakar kesehatan Tunggul Situmorang saat dihubungi di Jakarta, Senin (12/3).

Tunggul mengatakan, warga masyarakat tidak perlu takut dan khawatir untuk menjadi donor ginjal yang justru merupakan amal karena menolong nyawa sesama manusia.

Sosialisasi menjadi donor ginjal dilaksanakan dalam diskusi Hari Ginjal Sedunia yang dilaksanakan Indonesia Kidney Care Club (IKCC) bekerja sama dengan Kalbe Etchical Customer Care (KECC) di Jakarta, Ahad (11/3).

Dalam diskusi juga disampaikan testimoni dua kakak beradik yang juga merupakan pendonor ginjal dan penerima donor. Keduanya menjalankan operasi pada 2002. Lidia Bernitawati mendonorkan satu buah ginjalnya untuk sang kakak, Eva Yulianti, yang usianya terpaut dua tahun.

Lidia mengaku, niatnya untuk mendonor ginjal, awalnya mendapat tentangan dari sang suami. Namun, setelah mendapatkan informasi yang lengkap, barulah sang suami merestui. "Bahkan, setahun setelah saya donor, saya melahirkan anak kedua secara normal. Sampai saat ini saya tidak ada keluhan apapun, hidup normal seperti biasa," kata Lidia.

Pada kesempatan yang sama juga diperkenalkan duta ginjal yang juga presenter, Nico Siahaan. Dia mengatakan, masyarakat harus terus mendapat edukasi seputar ginjal, termasuk informasi mengenai transplantasi.

"Saya tahu banyak soal ginjal karena mama saya adalah penderita sakit ginjal. Saya ingin terus mengampanyekan hidup sehat dan juga membantu menyebarkan informasi seputar ginjal," kata Nico yang mengaku siap menjadi donor ginjal.

Lebih jauh Tunggul yang juga Direktur MRCCC Siloam Hospital mengatakan, anggapan yang tidak benar kalau setelah seseorang mendonorkan ginjal kemudian hidup tidak akan normal, mudah sakit dan lainnya.

Dia menyebutkan, jumlah donor ginjal di Indonesia masih sangat sedikit dan baru sekitar 500 pasien yang sudah mendapatkan donor ginjal meski fasilitas transplantasi ginjal sendiri telah ada di Indonesia sejak 1977.

"Padahal jumlah penderita ginjal yang tercatat jumlahnya mencapai 70 ribuan orang, dengan fakta di lapangan diperkirakan sekitar 100 ribuan orang," kata Tunggul.

Dia mengakui ada banyak kendala bagi pasien untuk mendapatkan terapi penyembuhan, baik melalui transplantasi maupun cuci darah. Selain sarana, prasarana juga finansial. Untuk operasi transplantasi, selain dibutuhkan pihak yang secara sukarela mau mendonor, juga dana yang dibutuhkan biaya untuk operasi sekitar Rp120-Rp200 juta.

Dana itu belum termasuk obat-obatan yang harus dikonsumsi pascaoperasi. Sementara untuk cuci darah, dibutuhkan dana sekitar Rp750 ribu untuk sekali, belum termasuk obat-obatan.

"Idealnya seorang pasien mendapatkan 'treatment' cuci darah seminggu sekali. Kalau cuci darah (dialisis) adalah 'treatment' seumur hidup. Sedangkan kalau mendapatkan transplantasi, cukup dilakukan sekali," kata Tunggul.

Tunggul mengatakan, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi baik oleh pendonor maupun penerima donor (recepient). "Yang terbaik, kedua pihak harus memiliki ikatan darah. Yang bukan 'related' hasilnya juga cukup baik, bahkan sekarang ini yang golongan darah berbeda juga bisa, walaupun prosedur dan biaya lebih besar," ujar dia.

Tunggul mengatakan, tidak semua orang bisa menjadi donor ginjal. Orang-orang yang memiliki potensi ginjalnya bermasalah bukan termasuk pendonor yang ideal. "Adapun batasan usia pendonor yang baik adalah 18-60 tahun. Tapi, tergantung kondisi kesehatannya," ujarnya.


http://www.metrotvnews.com/read/news/2012/03/12/84731/Donor-Ginjal-Tetap-Dapat-Hidup-Normal/11

2 komentar:

angga mengatakan...

gan kalo mau jual ginjal kmna yaa tempat nya ?
angga 17thn Gol Darah A sehat rohani dan jasmani
kontak 089615370991

Anonim mengatakan...

Wanita 36th gol darah O
087759997788
Kalo ada yg perlu donor ginjal

Posting Komentar