Penjernih Air Mahasiswa UNY

Penjernih Air Mahasiswa UNY

 
Pencemaran air tanah di beberapa daerah menggugah hati tiga mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta (FT UNY) untuk menciptakan alat penyaring air kotor menjadi air bersih yang dapat digunakan untuk keperluan sehari-hari.

Mereka adalah Bambang, Dedik Sumaryanta, dan Alfian Syahril Mustofa. Selain menyaring air kotor menjadi air bersih, alat ciptaan ketiga mahasiswa program studi (prodi) Teknik Mesin ini dapat dimanfaatkan untuk sirkulasi air pada kolam ikan. Alat ini menjadikan derajat keasaman (pH) air kolam netral sehingga air kolam tidak perlu diganti.

Alfian menjelaskan, saat ini di sebagian kota besar Indonesia, banyak air kotor yang tersebar di rumah warga dan digunakan untuk keperluan rumah tangga. Selain itu, air tersebut juga mengandung logam-logam berat yang bersifat racun atau memiliki kandungan ion besi dan mangan yang tinggi.

Padahal, kata Alfian, air yang mengandung bakteri patogen atau zat-zat terlarut lainnya dapat berakibat langsung pada kesehatan. "Penggunaan air yang tercemar untuk keperluan mandi ataupun cuci dapat berakibat langsung pada kesehatan mata dan kulit seperti kuman, kudis, kurap, dan borok. Penyakit mata juga mudah ditularkan lewat air. Lebih jauh lagi, kulit dapat mengalami iritasi, kering, kusam, dan kehitaman bila menggunakan air dengan kandungan ion besi dan mangan yang tinggi," ujar Alfian seperti dilansir dari situs UNY, Jumat (10/2/2012).

Tidak hanya itu, dia mengungkapkan, makanan dapat terkontaminasi akibat peralatan dapur atau alat makan dicuci dengan air yang tercemar. "Maka, air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari seharusnya diolah terlebih dahulu agar dapat memenuhi syarat kesehatan,” tuturnya menjelaskan.

Mahasiswa asal Magelang ini menuturkan, alat tersebut terdiri dari beberapa komponen utama. Di antaranya, kerangka alat, bahan penyaring, dua keran, wadah penampung air atau tabung atas, dan wadah bahan penyaring atau tabung bawah dengan sistem kerja yang sederhana.

Dia mengungkapkan, cara kerja alat ini dimulai ketika bak pertama dengan diisi air olahan sementara kedua keran dalam kondisi tertutup. Beri koagulan dari arang aktif dan diamkan selama 30 menit. Setelah didiamkan, salurkan air ke tabung yang berisi bahan penyaring yang terdiri dari pasir, kerikil, arang, dan ijuk dengan membuka keran satu dan menutup keran dua supaya pasir tetap terendam. Lalu isikan kembali tabung pertama dan lakukan proses koagulasi kembali.

"Kemudian, buka kedua keran sehingga keluar air bersih. Jika air dalam tabung pertama habis, maka keran dua harus cepat ditutup. Pasir harus tetap dibiarkan dalam keadaan terendam terus meski tidak dioperasikan,” kata Alfian.

Cara kerja alat tersebut, lanjutnya, terbilang sederhana sehingga memungkinkan setiap orang untuk mengoperasikannya. Desain alat ini juga cukup sederhana sehingga mudah dipindahkan ketempat lain tanpa memerlukan alat angkat khusus.

Dengan alat yang ditaksir seharga Rp1.800.500 ini, masyarakat dapat memiliki penyaring air dengan tingkat keamanan desain konstruksi yang cukup baik. "Konstruksi alat yang kuat dengan didukung rangka yang kokoh dari bahan baja prosil siku, sumber penggerak yang bebas polusi dan tidak bising, dan memenuhi syarat keselamatan kerja bagi operator,” ujarnya.

Ke depan, ketiga sekawan ini terus berupaya menyempurnakan produk mereka. Salah satunya, menambahkan bahan yang bisa mengubah air kotor menjadi air murni.

"Perawatan alat ini harus selalu diperhatikan. Bila air yang keluar telah keruh atau alirannya kurang lancar, artinya dalam saringan sudah banyak lumpur, maka bahan penyaring perlu dibersihkan. Terlebih lagi harus senantiasa dilakukan pemeriksaan berkala dan harian,” kata Alfian.


http://kampus.okezone.com/read/2012/02/10/372/573258/penjernih-air-ala-mahasiswa-uny

0 komentar:

Posting Komentar